Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan manufaktur ban multinasional, Michelin berencana memangkas sebanyak 2.300 pekerjaan di Prancis selama tiga tahun ke depan.
Seperti yang diberitakan Bloomberg, Rabu (6/1/2021), langkah itu dilakukan karena perusahaan ingin berfokus di pasar ban premium sambil mendiversifikasi ke produk daur ulang, material baru, dan proyek di berbagai bidang termasuk hidrogen.
Meski tidak ada pabrik yang akan ditutup, perombakan tersebut sedikitnya menghilangkan 1.200 pekerjaan. Sebagian besar melalui pensiun dini dan pemutusan hubungan kerja.
Menurut keterangan resmi perusahaan, yang diterima oleh Bloomberg, hasil dari pemotongan itu disebut akan meningkatkan efisiensi sebesar 5 persen per tahun.
Cie Generale des Etablissements Michelin mengatakan pihaknya sedang berjuang melawan perubahan struktural mendalam di pasar ban menyusul banjir ban murah dari China ke Eropa.
Padahal, permintaan ban mobil dan truk ringan di Eropa dan di Amerika Utara telah membantu Michelin untuk menaikkan penjualan setahun penuhnya pada Oktober.
Baca Juga
Chief Executive Officer Michelin Florent Menegaux disebut-sebut ingin memodernisasi lebih lanjut operasi di Prancis sebagai bagian dari perubahan ke bahan baku ban yang berkelanjutan.
Di sisi lain, pada awal perdagangan di Paris, saham Michelin melejit sebesar 1,2 persen dan memberikan nilai pasar sekitar 19 miliar euro atau setara US$23 miliar.
Michelin memiliki 69 fasilitas produksi di 17 negara, yakni Prancis (10), Jerman (4), Spanyol, (4) Italia (2), Inggris (3), Hungaria (2), Polandia (1), Romania (2), Serbia (1), Russia (1), Amerika Serikat (11), Kanada (3), Meksiko (2), Brasil (4), China (2), Thailand (3) dan India (1).
Michelin memiliki 14 lini bisnis yang menyiapkan solusi untuk segmen pelanggan yang ditentukan dengan cermat, 10 10 wilayah baru yang bertanggung jawab untuk meningkatkan penjualan dan mengelola hubungan pelanggan, serta 8 arah operasi yang memberikan keahlian dan dukungan.