Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usulan Pajak Mobil Nol Persen Ditolak, Gaikindo Kendurkan Target Penjualan

Target penjualan yang sebelumnya ditetapkan di angka 600.000 unit hingga akhir tahun 2020 dipastikan meleset.
Dealer Toyota. Pada September 2019, penjualan wholesales menyentuh angka 93.527 unit, sedangkan penjualan ritel mencapai 83.127 unit. /Auto2000
Dealer Toyota. Pada September 2019, penjualan wholesales menyentuh angka 93.527 unit, sedangkan penjualan ritel mencapai 83.127 unit. /Auto2000

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia merevisi target penjualan otomotif pada tahun ini, setelah usulan pajak mobil nol persen yang bertujuan mendongkrak penjualan domestik ditolak pemerintah.

Sekretaris Gaikindo Kukuh Kumara menuturkan bahwa target penjualan yang sebelumnya ditetapkan di angka 600.000 unit hingga akhir tahun 2020 dipastikan meleset.

“Melihat situasi saat ini, sulit rasanya mencapai 600.000 unit. Saat ini sudah memasuki November, saya kira [penjualan] di angka 525.000 unit,” ujar Kukuh dalam diskusi virtual, Kamis (12/11/2020).

Gaikindo sebelumnya memprediksi bahwa pasar otomotif Indonesia akan terkoreksi lebih dari 40 persen dibandingkan dengan tahun lalu atau hanya menyentuh angka penjualan sebanyak 600.000 unit.

Namun, jika melihat realisasi penjualan hingga September 2020, target tersebut terasa sulit tercapai. Penjualan ritel kendaraan roda empat atau lebih di Indonesia baru menyentuh angka 407.396 unit pada September.

Sementara itu, target baru penjualan di angka 525.000 unit memosisikan penurunan sebesar 50 persen dari pencapaian tahun lalu, yang mencapai 1,032 juta unit.

Gaikindo juga memproyeksikan produksi mobil dalam negeri hanya mencapai 775.000 unit pada tahun ini. Adapun, produksi mobil baru pada 2019 mencapai 1,289 juta unit.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menuturkan bahwa dampak dari Covid-19 membuat daya beli masyarakat menurun sehingga membuat kinerja sektor otomotif melambat.

“Meskipun ada insentif atau diskon, masyarakat saat ini lebih menahan belanja. Mereka lebih berhati-hati dalam belanja karena melihat kondisi ekonomi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dionisio Damara
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper