Bisnis.com, JAKARTA - Banyaknya situs dan marketplace yang menyediakan layanan jual-beli mobil baru maupun bekas diproyeksi akan menggeser peran dealer sebagai pihak yang biasa bertanggung jawab atas penjualan (sales) mobil langsung.
"Pascapandemi Covid-19, untuk bisnis mobil baru, ke depannya akan menggeser secara perlahan peran dealer sebagai sales. Divisi marketing industri otomotif dapat langsung bertemu dengan pelanggan mereka via online dengan model business to customer," kata pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu, Kamis (2/7/2020).
Peran dealer akan bergeser menjadi lebih kepada unit services dan spareparts atau penyedia unit test drive dengan protokol kesehatan yang baru.
Tren ini juga sejalan dengan usaha rintisan (startup) yang bergerak di penjualan kendaraan bermotor baru maupun bekas yang akan tumbuh pesat di Tanah Air.
"Hal ini dikarenakan [startup jual-beli kendaraan] telah jadi kebutuhan untuk transportasi pribadi hingga sarana aktualisasi diri bagi masyarakat Indonesia," papar akademisi Institut Teknologi Bandung itu.
Tak hanya itu, ia berpendapat bahwa pergeseran kebiasaan dan gaya hidup masyarakat yang beralih ke digital sejalan dengan semakin "habis"nya generasi tua seperti baby boomers (kelahiran 1946-1964), dan silent generation (kelahiran 1925-1945).
Baca Juga
Sedangkan, generasi X (kelahiran 1965 -1979) yang merupakan generasi peralihan ke generasi yang melek digital akan beradaptasi untuk semakin menikmati pembelian melalui online dengan booking daring untuk test drive yang disediakan oleh cabang-cabang sales di setiap kota.
Namun, bahwa peran diler sebagai penyalur dan penjual mobil langsung diprediksi masih akan digunakan, khususnya bagi kendaraan mewah atau segmen premium.
"Khusus untuk kendaraan mewah masih tetap membutuhkan sales point dengan kemasan gedung dan interior yang mewah dan representatif layaknya galeri, mengingat yang mereka jual adalah citra merek dan citra-nuansa kemewahan," pungkasnya.