Bisnis.com, JAKARTA – Konsumen mungkin mengira penetapan warna pada kendaraan yang diproduksi hanya sebatas strategi memenangkan pasar. Namun, ternyata ada alasan lain di balik warna biru yang dipilih Toyota pada lini mobil hybrid.
Ternyata warna biru kerap dijadikan simbol produk ramah lingkungan oleh produsen kendaraan untuk menggambarkan pencapaian yang telah diraih dalam mengurangi pencemaran udara. Hal itu pula yang dilakukan Toyota, pabrikan kendaraan asal Jepang.
Toyota untuk pertama kalinya menggunakan warna biru sebagai simbol kendaraan elektrifikasi dengan mengaplikasikan di logo Toyota Prius Gen-3 yang lahir pada 2009.
Hybrid Synergy Blue, merupakan istilah yang diaplikasikan Toyota sebagai aksen logo, sudut lampu depan, hingga tuas transmisi Prius. Istilah tersebut sekaligus menunjukkan keseriusan Toyota dalam menggarap kendaraan elektrifikasi.
Dikutip dari situs resmi Toyota, Selasa (30/6/2020), Toyota Global memiliki 45 model kendaraan dengan sistem hibrida. Saat ini, Toyota tercatat telah menjual 15 juta unit mobil hibrida di seluruh dunia. Di Indonesia, satu per satu model Toyota mulai menempatkan varian kendaraan tipe ini sebagai flagship.
Shigeki Terashi, Chief Officer Toyota Motor Corporation (TMC), mengatakan bahwa model hybrid electric vehicle atau HEV merupakan bagian penting sebagai jembatan kendaraan berlistrik penuh di masa depan.
Dia memastikan bahwa Toyota akan terus menyediakan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi global, membentuk infrastruktur pasar, dan memenuhi permintaan pelanggan.
"Tentu saja, kami harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja baterai dan menurunkan biaya dari mobil listrik penuh (BEV)," tuturnya.
Keputusan Toyota untuk mengembangkan kendaraan listrik hibrida dimulai sejak 25 tahun lalu. Saat itu, CEO Toyota, Takeshi Uchiyamada memimpin tim untuk mengembangkan mobil abad 21. Hal itu bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dan polutan.
Alhasil, meluncurlah Toyota Prius generasi pertama pada 1997. Perilisannya tak berselang lama dari penandatanganan Protokol Kyoto, yang menjadi tonggak bersejarah bagi gerakan lingkungan saat itu.