Bisnis.com, JAKARTA – Dampak pandemi virus corona terhadap industri mobil di Eropa semakin nyata setelah sejumlah pabrikan otomotif berencana memutus hubungan kerja setidaknya hampir mencapai 35.000 pegawai.
Pabrikan otomotif yang bermarkas di Boulogne-Billancourt, Prancis, Renault SA, akan memutus 14.600 pegawainya di seluruh dunia dan mengurangi seperlima kapasitas produksi. Langkah itu merupakan bagian restrukturisasi perusahaan dalam jangka tiga tahun.
Sementara itu, BMW AG memutus hubungan kerja (PHK) terhadap 5.000 pegawainya dengan memberikan insentif. Adapun, pemasok ZF Friedrichshafen berencana menghilangkan sebanyak 15.000 posisi.
Pukulan telak yang diterima industri otomotif di Benua Biru muncul setelah virus corona mulai menggerogoti rantai pasokan produsen otomotif Eropa sejak wabah menyebar di Wuhan, China.
Sementara kebijakan penguncian wilayah di Eropa telah memaksa pabrikan tutup sementara dan membuat stok mobil menumpuk di dealer tanpa tahu kapan masyarakat akan kembali membeli mobil baru.
“Situasi ekonomi yang merugikan ini telah menunjukkan batas-batas model bisnis kami, bertaruh pada pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar negara berkembang dan dalam volume penjualan,” ujar Chief Executive Officer Renault Clotilde Delbos, dikutip dari Bloomberg, Minggu (31/5/2020).
Baca Juga
Renault juga berencana memangkas 4.600 posisi atau sekitar 10 persen dari total pekerjanya di Prancis lewat kebijakan pensiun dan uang sukarela. Lebih dari 10.000 pekerjaan juga akan dihapus, sehingga memangkas tenaga kerja global sekitar 180.000 orang.
Di Italia, Fiat atau Fabbrica Italiana Automobili Torino bahkan meminta pinjaman negara sebesar US$6,9 miliar untuk menyelamatkan operasional perusahaan. Sementara Volkswagen menghadapi tekanan dari kelompok buruh Jerman yang khawatir terkena PHK.
Adapun di Spanyol, Nissan mendapatkan tekanan dari para pekerja yang memprotes rencana perusahaan asal Jepang tersebut untuk menutup pabrikannya di Barcelona.
Chief Financial Officer BMW Nicolas Peter mengatakan pihaknya sangat berhati-hati dalam pengurangan pegawai dengan melakukan negosiasi dengan serikat pekerja dan memberikan lebih banyak insentif kepada pegawai yang terpaksa diputus hubungan kerjanya.