Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi penjualan otomotif nasional pada April 2020 terperosok hingga level terdalam dengan catatan penurunan 70% secara tahunan. Dampak akibat virus corona (Covid-19) ini menjadi yang terburuk setelah krisis nasional 1998.
Berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yang diterima Bisnis pada Rabu (13/5/2020), hanya 24.276 unit kendaraan yang terjual pada April 2020. Turun drastis dari kinerja penjualan April 2019, yakni 80.622 unit.
Sementara itu, penjualan pabrik ke dealer pada periode tersebut menyentuh angka 7.871 unit atau anjlok 90,63% dibandingkan periode tahun lalu yang membukukan 84.056 unit. Penurunan ini disebabkan banyaknya pabrikan otomotif yang berhenti sementara akibat Covid-19.
Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, mengatakan kondisi penjualan otomotif nasional pada tahun ini menjadi yang terburuk setelah krisis ekonomi pada 1998. Saat itu, realisasi penjualan kendaraan roda empat atau lebih hanya menyentuh 58.000 unit sepanjang tahun.
“Penjualan otomotif nasional pernah terpuruk pada 1998. Penurunannya saat itu mencapai 85% dibandingkan capaian tahun 1997 yang membukukan 387.000 unit,” kata Jongkie.
Selain telah memaksa pabrik-pabrik mobil melakukan penghentian produksi, pandemi Covid-19 telah membuat dealer-dealer mengubah pola layanan mereka, termasuk sebagian di antaranya tutup outlet.
Dampak penyebaran virus corona ke seluruh dunia telah membuat industri otomotif mengalami tantangan terberat.Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Di Inggris, kinerja penjualan mobil pada April 2020 menjadi yang terendah sejak Februari 1946 dengan catatan penurunan 97%. Society of Motors Manufacturers and Traders (SMMT) menyebutkan hanya 4.321 unit mobil yang terjual pada bulan tersebut.
Sementara di Brasil dan Meksiko, produksi mobil anjlok sebesar 99% menjadi 5.569 unit di sepanjang April. Padahal, kedua negara itu mampu memproduksi lebih dari setengah juta unit mobil dalam sehari apabila dalam kondisi normal.
Meski malaise industri otomotif dunia semakin memperlihatkan wujudnya, tak sedikit pula yang menyebutkan bahwa industri ini akan menunjukkan ketahanan dalam menghadapi krisis. Dialog antarasosiasi terus dibangun guna melunakkan dampak dari pandemi.
Fu Binfeng, Presiden Organisasi Produsen Kendaraan Bermotor Internasional (OICA), mengatakan berbagai asosiasi industri otomotif nasional yang tergabung dalam OICA terlibat erat dalam dialog konstruktif dengan otoritas di masing-masing negara.
Dia menyatakan dialog itu bertujuan melonggarkan dampak krisis yang ditimbulkan virus corona dan memastikan sektor ini dapat pulih secara cepat. Sebab, katanya, industri otomotif merupakan salah satu kontributor utama bagi perekonomian dunia.
"Saya tidak ragu bahwa industri otomotif dunia, seperti yang sudah dilakukan berkali-kali di masa lalu, akan membuktikan kekuatan dan ketahanannya dalam menghadapi krisis," ujar Fu Binfeng.