Bisnis.com, JAKARTA - Guncangan ekonomi akibat pandemi virus corona tidak banyak menggerus permintaan terhadap mobil Ferrari. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, pabrikan supercar ini berhasil meningkatkan pengiriman sekitar 5 persen.
Chief Financial Officer Ferrari NV Antonio Picca Piccon mengatakan pesanan tetap mengalir di tengah pandemi dan penutupan pabrik di Italia yang mengurangi produksi hingga 2.000 kendaraan.
Keputusan Ferrari untuk menurunkan prediksi pendapatannya pada 2020 menunjukkan bahwa merek paling ikonik di dunia itu pun merasakan tekanan. Namun, Ferrari memperkirakan akan bangkit kembali pada paruh kedua tahun ini. Namun, Ferrari mengalami beberapa pembatalan pesanan, terutama di AS dan Australia.
"Tetapi tidak ada yang kami anggap mengkhawatirkan," kata Chief Executive Officer Louis Camilleri dilansir Bloomberg, Senin (5/5/2020).
Ferrari melihat pemulihan di paruh kedua tahun ini dapat menyebabkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih cepat dibandingkan periode yang sama 2019.
Pada 2019, produsen mobil mewah ini memperkenalkan lima model baru, termasuk Roma Coupe, dengan mesin 620-horsepower yang dipasang di bagian depan. Produk itu membantu meningkatkan penjualan menjadi lebih dari 10.000 unit per tahun untuk pertama kalinya. Meski di tengah kebijakan karantina, Ferrari mengirim 2.728 unit pada kuartal pertama tahun ini.
Ferrari, yang dikendalikan oleh perusahaan investasi keluarga Agnelli, Exor NV, melaporkan laba disesuaikan kuartal pertama sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi senilai 317 juta euro, dibandingkan dengan perkiraan analis sebesar 321,3 juta euro. Penjualan mencapai 932 juta euro, di bawah perkiraan 946,1 juta euro.
Massimo Vecchio, analis untuk UBI Banca, mengatakan kinerja itu menunjukkan ketahanan yang kuat. Sedangkan analis Bloomberg Intelligence Michael Dean mengatakan pengalaman dari krisis keuangan sebelumnya, permintaan terhadap Ferrari tetap kuat. Namun kini risiko utamanya adalah produksi akan kembali disetop jika ada gelombang kedua infeksi corona di Italia.
Sementara itu, karyawan dapat diminta untuk bekerja setiap Sabtu dan mempersingkat liburan musim panas untuk memungkinkan Ferrari mengejar setengah dari volume produksi yang hilang. Pabrikan memulai kembali operasi di Maranello dan Modena pada Senin, 4 Mei 2020, dan berencana mencapai produksi penuh pada 8 Mei mendatang.
Pemerintah Italia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte telah mengambil langkah-langkah menuju pembukaan kembali ekonomi secara bertahap setelah hampir 2 bulan menerapkan karantina untuk memerangi pandemi. Italia menjadi pusat penyebaran Covid-19di Eropa, dengan lebih dari 210.000 kasus dikonfirmasi dan jumlah kematian mencapai 29.000 jiwa.
Adapun pembuat mobil dari Daimler AG hingga Renault SA telah memotong atau membatalkan prediksi pendapatan dalam beberapa pekan terakhir karena karantina terkait Covid-19.