Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Pekerjanya Positif Virus Corona, Ford Tutup Pabrik di Spanyol

Akibat wabah virus Corona, Ford kudu menutup pabrik mereka di Spanyol. Penutupan ini berlangsung selama seminggu ke depan. Selain itu, bagi pekerja kantoran, Ford meminta bekerja dari luar kantor.
Ford Indonesia/Antara foto-Hafidz Mubarak A
Ford Indonesia/Antara foto-Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan otomotif raksasa dunia, Ford, ikut terimbas dampak wabah virus Corona (Covid-19). Mereka harus menutup pabrik perakitan di Valencia, Spanyol, selama sepekan setelah tiga pekerjanya positif virus corona. Penutupan pabrik ini berlaku efektif mulai Senin, 16 Maret 2020.

"Kami telah memiliki tiga kasus positif COVID-19 di pabrik Ford Valencia dalam 24 jam terakhir," kata perusahaan itu seperti diwartakan Reuters, Minggu, 15 Februari 2020, seraya menambahkan itu mengikuti protokol dengan mengisolasi semua karyawan yang memiliki kontak dengan pekerja yang terinfeksi.

Pabrik Ford di Spanyol, salah satu Ford terbesar di luar Amerika Serikat, mempekerjakan lebih dari 7.000 pekerja dan menghasilkan lebih dari 400.000 kendaraan per tahun termasuk model Mondeo dan Galaxy.

Sebelumnya, General Motors dan Ford, menyampaikan pada Jumat, 13 Maret 2020, sebagian pekerja kantor akan bekerja dari rumah untuk menghindari penyebaran virus corona.

Chief Executive GM Mary Barra mengatakan bahwa produsen mobil No. 1 di Amerika Serikat itu meminta semua karyawan dan pekerja kontrak untuk bekerja dari jarak jauh. 

“Ini adalah pengalaman pertama kami dari penyakit jenis ini. Tetapi gangguan dan keadaan yang sulit bukanlah hal baru bagi kami,” kata dia.

Barra mengatakan kebijakan kerja jarak jauh diterapkan secara global selain dari Cina.

Ford juga mengeluarkan kebijakan untuk dengan meminta karyawan yang bekerja di kantor untuk melakukan pekerjaan mereka dari jarak jauh. Kebijakan ini berlaku secara global.

"Dalam beberapa hari terakhir ... kami telah menyimpulkan masalah virus corona telah mengambil dimensi yang berbeda - dan kami harus proaktif untuk menjaga orang-orang kami aman dan membantu membatasi penyebaran virus di komunitas tempat kami tinggal dan bekerja," kata CEO James Hackett. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper