Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Ban 2020 Diharapkan Bergairah, Asosiasi Siapkan Strategi

Wabah virus corona di awal 2020 ini sempat membuat asosiasi ban khawatir. Mereka tetap berharap pasar ban tahun ini akan bergairah, sembari menyiapkan sejumlah strategi.
Pekerja memroses karet untuk diproduksi menjadi ban kendaraan./Bloomberg-Andrey Rudakov
Pekerja memroses karet untuk diproduksi menjadi ban kendaraan./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia berharap kondisi pasar ban dapat membaik pada 2020. Hal ini lantaran pasar ban cenderung stagnan pada dua tahun terakhir.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia, Azis Pane, menyatakan tahun 2020 cenderung lebih tenang ketimbang 2019 dan 2018. Diketahui, pada 2019 dan 2018 kondisi politik nasional cukup memanas lantaran adanya Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif.

“Iya 2020 diharapkan bergairah,” kata Azis kepada Bisnis, Kamis (20/02/2020).

Hal yang sama juga disampaikan oleh General Manager Sales Replacement and Shop Support PT Sumi Rubber Indonesia—Distributor Dunlop di Indonesia, Imam Oedarto. Menurut dia, pasar dapat tumbuh sekitar 5 persen pada tahun ini.

"Proyeksi dari kami penjualan ban akan tetap naik,” katanya di Cikarang, Jawa Barat.

Untuk menggairahkan pasar, Azis mengatakan pengusaha melakukan sejumlah langkah. Salah satunya dengan terjun langsung ke konsumen. Pasalnya, menurut dia, strategi promosi melalui iklan tidak begitu efektif.

Lantas, bagaimana bentuk "terjun langsung" ke konsumen? Salah satunya, asosiasi akan melakukan kampanye keamanan dan keselematan (safety campaign) kepada konsumen. Pihaknya bakal mengedukasi konsumen agar tidak menggunakan ban yang sudah gundul.

“Ban harus diperhatikan anginnya. Itu mau kami buat pada awal Maret ini di Cirebon, kerja sama dengan Jasa Marga,” ujar Azis.

Meski diharapkan membaik, dia mengatakan pasar perlu mewaspadai dampak dari virus corona. Diketahui industri otomotif dunia sempat terdampak oleh virus corona. Sejumlah pabrikan otomotif menghentikan produksinya lantaran tak mendapat suplai suku cadang dari China.

“Karena selama ini (dua tahun terakhir) adanya minimnya demand diharapkan 2020 meledak. Tapi tiba-tiba datang corona,” kata Azis.

Adapun pada 2019 Asosiasi Pengusaha Ban menyebut pasar ban Indonesia mengalami kelesuan. Kelesuan ini terjadi lantaran melambatnya daya beli masyarakat pada 2019. Sayangnya Azis tidak memaparkan angka pasti dari total pasar ban mobil pada 2019.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen sepanjang 2019, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 5,17 persen.

Kondisi itu antara lain disebabkan oleh pelambatan pertumbuhan konsumsi domestik. BPS mencatat tingkat konsumsi rumah tangga Indonesia hanya tumbuh 4,97 persen pada kuartal IV/2019, lebih rendah dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,08 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Andya Dhyaksa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper