Bisnis.com, JAKARTA – Akhir kisah Isuzu Panther, mobil diesel legendaris, sudah hampir dipastikan dalam waktu dekat.
Mobil yang pernah ditahbiskan sebagai ‘raja diesel’ ini kemungkinan besar bakal behenti diproduksi dan dipasarkan pada 2021 seiring berlakunya standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel di Indonesia.
Kisah panjang mobil diesel yang dikenal tangguh ini berawal dari awal dekade 90-an. Isuzu Panther diproduksi sejak 1991 dan menjadi pesaing Toyota Kijang dan Mitsubishi Kuda di segmen mobil serbaguna medium.
Pada generasi awal, Isuzu Panther hadir dengan mesin diesel berkapasitas 2.300 cc. Panther tersedia dalam beberapa varian seperti Royale pada era 1900-an, LS, Touring dan Grand Touring, serta pikap Isuzu Panther.
Pada pertengahan 90-an, silinder mesin produk Isuzu Panther itu ditingkatkan ke 2.500 cc dengan perubahan model yang minim dari versi sebelumnya.
Pada awal 2000-an, Isuzu menghadirkan transformasi pada model Panther, baik eksterior maupun interior, dengan pilihan transmisi otomatis 4 kecepatan.
Baca Juga
Pada pertengahan dekade itu, Isuzu akhirnya memroduksi Panther generasi terakhir. Kendati mengubah eksterior dan interiornya, model anyar tersebut tidak begitu banyak berubah dari generasi sebelumnya.
Versi terakhir itu pun dilengkapi dengan mesin berstandar Euro 2. Selain itu, Panther generasi terakhir ini mengalami dua kali facelift atau ubahan minor pada modelnya.
Di samping itu, Isuzu Panther juga pernah diekspor ke negara lain. Produk ini terakhir kali diekspor ke Filipina dengan nama lain Crosswind.
Ekspor itu dihentikan pada September 2017 menyusul penerapan standar emisi Euro 4 di Filipina sejak awal 2018. Berdasarkan data Gabungan Industri dKendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total pengapalan kendaraan Isuzu secara terurai atau completely knock down (CKD) pada 2017 mencapai 3.600 unit.
Saat ini, Isuzu Panther hanya diproduksi dan dipasarkan di Indonesia. Produk ini dipasarkan dalam sejumlah varian yaitu LS, LV, LM dan Grand Touring.
Isuzu pun hanya menjaga penjualan Panther hingga regulasi baru memaksa mobil itu berhenti prouksi. Saat ini penjualan Panther itu hanya 60-an unit per bulan atau 763 unit dalam setahun terakhir.
General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril mengatakan pengembangan Izusu Panther itu berat karena memakan biaya besar, sedangkan saat ini bersi terbaru sudah diwakili MU-X.
“Kalau kami paksakan ganti, rasa-rasanya terlalu berat. Kami realistis saja, lagipula ada penggantinya yaitu MU-X meski dari segi harga berbeda jauh, tapi jenis mobil SUV seperti itu memang lagi ramai di pasar. Jika kami paksakan untuk kembangkan Panther tidak akan kompetitif,” ujarnya di Jakarta, seperti dikutip dari harian Bisnis Indonesia, Selasa (4/2/2020).