Bisnis.com, JAKARTA – Meski Chevrolet sudah menyatakan akan berhenti berjualan di Indonesia pada Maret tahun depan, permintaan mobil bekas merek ini ternyata menunjukkan pertumbuhan positif khususnya di platform e-commerce, OLX.
“Di bulan Oktober, permintaan [calon pembeli] Chevrolet mencapai 29.182 unit sedangkan pada November, permintaan mencapai 30.883 unit. Dari segi harga rata-rata, walaupun tidak signifikan, juga mengalami peningkatan sebesar 1%, dari Rp105 juta menjadi Rp106 juta. Tentunya hal ini bervariasi bergantung pada tipe dan tahun produksi mobil,” kata Head of Automotive OLX Indonesia Ivo Wassenaar melaui siaran pers belum lama ini.
Pada akhir November, Chevrolet mengumumkan akan berhenti berjualan di Indonesia mulai Maret 2020. Berdasarkan listing Mobil Chevrolet yang terpasang di OLX, suplai mengalami penurunan sebesar 3% atau dari 2.067 pada Oktober menjadi 2.015 pada November 2019. Menurutnya, konsumen tampak mempertahankan mobil Chevrolet meski akan hengkang.
Suplai model Chevrolet terpopuler Trax pada November meningkat 46% dari bulan sebelumnya. Peningkatan ini berdampak pada penurunan rata-rata harga Chevrolet Trax sekitar 11% dari Rp209 juta menjadi Rp186 juta. Adapun, jumlah permintaannya mengalami peningkatan sebesar 3%.
Sementara itu, model Chevrolet Captiva mengalami penurunan pasokan maupun permintaan, masing-masing sebesar 8% dan 45%. Harga Chevrolet Captiva menurun sekitar 1%, dari Rp236 juta menjadi Rp233.
Ivo menuturkan bahwa, meski secara umum keadaan masih relatif stabil, harga dan permintaan mobil bekas Chevrolet masih bisa mengalami perubahan. Berbagai faktor, seperti layanan purnajual dari authorized dealer, hingga ketersediaan suku cadang akan memengaruhi perubahan itu.
Pasar mobil bekas tahun ini memang ikut terimpit seperti pasar kendaraan anyar yang masih lesu. Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih mengatakan bahwa kondisi pasar mobil bekas pada tahun ini kurang menggembirakan. Penjualan pada tahun ini mengalami penurunan sekitar 10% dibandingkan tahun lalu.
“Perbandingannya, tahun lalu kami masih catatkan penjualan 38.000 unit. Tahun ini, per hari pekan lalu itu di angka itu cuma 33.000—34.000 unit. Kami juga gak mengerti putarannya tahun ini ke mana, orang pada menahan spending semua,” katanya kepada Bisnis, Rabu (24/10/2019).
Herjanto menuturkan bahwa pihaknya tak begitu optimistis dengan kinerja pada tahun ini sejak awal, sehingga target penjualan yang dipasang hanya sekitar 30.000 unit. Faktor politik dan kondisi ekonomi, lanjutnya, sudah diperkirakan akan jadi momok industri mobil bekas pada 2019.
Dia menjelaskan penurunan penjualan pada tahun ini terjadi sepanjang tahun, bahkan pernah rekor terburuk pada Maret, menjelang Pemilihan Presiden 2019 pada April. Penjualan, lanjutnya, hanya membaik pada Agustus—September jelang perluasan aturan ganjil-genap diterapkan.