Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Global Jadi Acuan Pasar Mobil Sport di Tanah Air

Biasanya konsumen di segmen ini memiliki referensinya masing-masing yang akan sangat bergantung pada tren global.
ilustrasi/lamborghini.com
ilustrasi/lamborghini.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat Otomotif Bebin Djuana mengatakan bahwa pasar mobil sport di Indonesia memang tidak besar, tetapi memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan konsumen di segmen lain.

Berbeda dengan segmen lain, konsumen di segmen ini tidak lagi dipengaruhi oleh daya beli ataupun kebutuhan. Mereka mendasarkan keputusan membeli unit mobil sport pada faktor performa dan desain dari mobil tersebut.

“Performa menjadi pembahasan sendiri di kalangan mereka, bukan hanya top speed-nya tetapi juga soal berapa detik yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, mumpuni atau tidak mereka yang menilai,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Adapun dari sisi desain, biasanya konsumen di segmen ini memiliki referensinya masing-masing yang akan sangat bergantung pada tren yang berlaku di ranah global. Selain itu, mereka juga cukup mempertimbangkan brand value dari sebuah pabrikan.

Meski pasarnya tidak besar, menurutnya ada potensi pasar ini akan berkembang ke depannya. Khususnya dengan hadirnya generasi muda berkantung tebal yang merupakan lulusan luar negeri sebagai konsumen di segmen tersebut.

“Yang tidak bisa diduga adalah konsumen baru di segmen ini, generasi muda, lulusan luar negeri yang baru pulang ke Indonesia bisa meramaikan kehadiran mobil sport teranyar yang sesuai dengan selera dan argumentasinya sendiri,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan bahwa pasar mobil sport dan mobil super sangat kecil di Indonesia. Pasarnya dinilai tidak cukup untuk menghadirkan industri mobil itu di Tanah Air.

“Pasarnya kecil, karakteristik di Indonesia kendaraan di atas Rp300 juta memang pangsa pasarnya tidak besar. Memang ada niche market-nya, kendaraan seperti ini hanya penjualan saja, karena juga impor, bukan bagian industri kita,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper