Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Belum Sampai Sebulan, HD Setop Produksi Sepeda Motor Listrik Pertamanya

Penyetopan itu dilakukan setelah Harley-Davidson menemukan kondisi yang tidak seharusnya pada sepeda motor yang dinamai LiveWire tersebut.
Geofanni Nerissa Arviana
Geofanni Nerissa Arviana - Bisnis.com 15 Oktober 2019  |  15:09 WIB
Belum Sampai Sebulan, HD Setop Produksi Sepeda Motor Listrik Pertamanya
Motor listrik Harley-Davidson bernama LiveWire. - Harley/Davidson Motor Company/REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan sepeda motor Harley-Davidson mengumumkan telah menghentikan produksi dan distribusi sepeda motor listrik pertama mereka pada Senin (14/10/2019).

Penyetopan itu dilakukan setelah Harley-Davidson menemukan kondisi yang tidak seharusnya pada sepeda motor yang dinamai LiveWire tersebut.

Harley-Davidson menyebutkan bahwa saat ini pengujian terhadap LiveWire berlangsung baik. Namun, mereka belum bisa memastikan kapan sepeda motor yang mulai didistribusikan akhir bulan lalu tersebut akan kembali diproduksi.

Dengan penyetopan sementara ini, saham Harley-Davidson berbalik turun 1 persen menjadi US$34,73.

Awalnya, Harley-Davidson menghadirkan LiveWire dengan target pengguna pengendara muda. Mereka berharap, LiveWire bisa meningkatkan kesadaran penggunanya untuk turut menjaga lingkungan dan membalikkan penurunan penjualan di AS.

LiveWire ditawarkan dengan harga US$29.799 dolar AS (Rp422 juta). Sepeda motor listrik ini sudah membuka pre-order di AS sejak Januari silam. Namun, sebagian besar pesanan datang dari pengendara lama Harley-Davidson, seperti diungkap para dealer kepada Reuters.

LiveWire hadir dengan baterai berkapasitas 15,5 kWh yang dapat menghasilkan daya sebesar 105 hp dan torsi 116 Nm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

harley davidson Sepeda Motor Listrik

Sumber : Reuters

Editor : M. Taufikul Basari

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top