Bisnis.com, JAKARTA — Pikap Esemka Bima dan AMMDes mulai menyasar pasar di daerah karena merupakan kendaraan pekerja. Kedua kendaraan rakitan dalam negeri itu dinilai cocok kerena sesuai dengan kebutuhan konsumen di daerah.
Kementerian Perindustrian memfasilitasi kedua produk tersebut untuk berpartisipasi pada gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XXI tahun 2019 di Bengkulu.
Pada ajang yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu menandatangi pembelian 12 unit Esemka Bima.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan Esemka merupakan produk industi dalam negeri sehingga Provinsi Bengkulu berminat memesan produk karya anak bangsa tersebut. Pikap Esemka Bima diharapkan masuk dalam e-katalog sehingga proses pembelian oleh institusi pemerintah lebih mudah.
“Siapa lagi kalau bukan kita yang bangga menggunakan produk dalam negeri ini. Harapan kami, tahun 2020 nanti, mobil Esemka sudah masuk e-katalog, sehingga proses pengadaannya bisa lebih sederhana. Kami terus dorong teknologi nasional, agar bangsa ini kompetitif di mata dunia,” ujaranya dalam keterangan resmi, Selasa (24/9/201).
Pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XXI tahun 2019 diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) ini berlangsung di Bengkulu pada tanggal 22-25 September 2019.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan TTG nasional menjadi ajang bagi para inventor, kreator, dan inovator teknologi dari desa-desa di berbagai daerah untuk mempromosikan hasil temuannya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan inovasi teknologi dalam kesiapan menyongsong era industri 4.0.
“Untuk tahun ini, kami menampilkan produk unggulan dari PT. Solo Manufaktur Kreasi (SMK), PT. Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI), dan PT. Sefator Deos Maks. Selain itu, Kemenperin menampilkan produk hasil riset Balai Besar dan Balai Riset dan Standarisasi (Baristand) Industri,” ujarnya.
Menperin Airlangga Hartarto (kiri) saat meninjau pabrik AMMDes./JIBI
Putu menjelaskan, Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) yang diproduksi KMWI merupakan alat mekanis yang dapat diterapkan dengan beragam aplikasi sesuai dengan kebutuhan di desa. Teknologi power take off (PTO) pada AMMDes membuatnya muda untuk beragam aplikasi lain seperti perontok padi, air bersih dan lainnya.
“Karena AMMDes ini juga dilengkapi PTO yang bisa menggerakkan alat-alat pertanian dan defential lock dengan ban yang bisa disesuaikan dengan medan jalannya, sehingga tidak selip untuk menempuh medan ekstrim dan infarstruktur minim,” ujar Putu.
Adapun untuk Esemka, Putu menjelaskan kendaraan produksi SMK ini telah melakukan kerja sama dengan 30 industri komponen lokal. Pada tahun pertama, SMK menargetkan produksi sebanyak 3.500 unit pikap Bima.
Pabrik yang beroperasi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ini akan menyerap tenaga kerja lokal hingga 300 orang. Peresmian pabrik itu telah dilakukan beberapa waktu lalu oleh Presiden Joko Widodo.
“Kami mengapresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu yang menandatangani pembelian 12 unit Esemka. Kami juga optimistis, Esemka dapat meningkatkan produktivitas masyarakat desa,” ungkapnya.
Menteri PDTT Eko Putro Sandjojo mengatakan SMK dapat memberikan pelatihan perbengkelan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk merawat kendaraan.
“Jadi, mereka bisa mengerti tentang merawat kendaraan. Apalagi, yang namanya penjualan kendaraan itu salah satu kunci keberhasilannya adalah aftersales,” tutur Eko.
Selain mulai dipesan oleh Pemprov Bengkulu, Esemka Bima juga mendapat konsumen lain dari Induk Koperasi Angkatan Udara (Inkopau). Koperasi tersebut diketahui membeli 35 unit Esemka yang kemudian dihibahkan kepada TNI AU untuk mobilitas Skadron Udara dan Skadron Teknik di sisi udara (air side), hanggar, apron, taxyway atau runway.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) Eddy Wirajaya menuturkan Esemka adalah mobil benar-bener karya anak bangsa. Sebagaian besar komponen Esemka dipasok oleh pemasok komponen lokal seperti PT Cikarang Perkasa Manufacturing, PT Usra Tampi, dan PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna.
Mobil Bima sendiri dibanderol Rp95 juta untuk harga off the road, dengan tingkat kandungan lokal 60% dan diharapkan ke depan semakin besar penyerapannya.