Bisnis.com, JAKARTA – Truk FM 440 6X2 T yang baru diluncurkan oleh Volvo di Indonesia ditargetkan akan mencapai puncak penjualan pada tahun depan seiring dengan rampungnya infrastruktur jalan tol di Sumatra.
Presiden Direktur PT Indotruck utama Bambang Prijono mengatakan, kebutuhan industri logistik akan meningkat dengan hadirnya jalan tol baru seperti Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatra. Menurutnya, hal ini akan mendorong kebutuhan kendaraan niaga berdaya besar.
“Karena long haul [jarak jauh] pasti akan perlu HP [horse power] besar, jadi dengan adanya Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatra otomatis permintaan truk dengan HP lebih besar akan meningkat,” katanya kepada Bisnis, Kamis (12/9/2019).
Menurutnya, selama ini bisnis logistik di Indonesia masih mengandalkan truk berukuran kecil. Namun, dengan hadirnya kedua jalur penghubung di Jawa dan Sumatra itu, truk dengan daya angkut lebih besar akan lebih diminati karena dapat menawarkan efisiensi.
Menurutnya, sejumlah industri seperti industri baja yang membutuhkan kendaraan berdaya besar akan menunjang permintaan HDT ke depan. Selain itu, dia menilai industri minyak dan gas juga akan menjadi penopang karena membutuhkan standar keselamatan dan keamanan yang tinggi.
“Pokoknya yang menggunakan kargo yang berat-berat itu akan butuh HDT. Memang, kalau consumer goods, mungkin tidak terlalu cocok, mereka lebih cocok pakai ukuran kecil dan medium. Kalau yang jarak jauh ukurannya volumenya besar, ini cocok,” katanya.
Dia menuturkan, hingga akhir tahun ini perseroan tidak memasang target khusus untuk penjualan produk tersebut. Menurutnya, sisa waktu hingga akhir tahun akan dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk tersebut ke pasar.
Bambang menjelaskan, niaga tersebut secara spesifik akan bersaing di segmen heavy duty truck (HDT) dengan gross vehicle weight (GVW) di atas 24 ton. Namun dia meyakini, dengan kemampuan mesin mencapai 440 HP produk ini tidak akan mendapatkan banyak pesaing di Tanah Air.
“Segmennya tetap heavy duty karena total kapasitas axle di atas 24 ton. Tetapi, head to head dengan sesama [truk HDT] Eropa, karena merek Jepang saat ini belum ada yang memiliki produk dengan kemampuan sampai 440 HP,” ujarnya.
Kendati demikian, Bambang juga mengatakan ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi dalam memasarkan produk tersebut. Salah satunya adalah persoalan harga Rp1,35 miliar (off the road) yang sering kali dinilai terlalu mahal oleh para pelaku usaha.
“Tantangannya ya pasti karena orang di Indonesia masih pertimbangannya harga biaya yang harus dia keluarkan di depan. Kami harus mulai mengedukasi pembeli bahwa memang harga di depan itu mahal tapi untuk jangka panjang, value-nya pasti akan jauh lebih efisien,” katanya.