Bisnis.com, TANGERANG - Iklim investasi di industri otomotif Indonesia dinilai potensial karena rasio kepemilikan kendaraan Indonesia yang masih rendah.
Putu Juli Ardika Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa Indonesia memiliki basis pasar yang besar untuk industri otomotif.
"Rasio kepemilikan kendaraan Indonesia masih lebih rendah dari Thailand dan Malaysia yakni 87 mobil di antara 1.000 penduduk," ujarnya dalam seminar Future Power Train Technology Scenario yang digelar di GIIAS 2019, Tangerang, Kamis (25/7/2019).
Menurutnya, komitmen investasi sudah banyak yang terealisasi, seperti dari Toyota yang akan berinvestasi Rp28 triliun. Selain itu, investasi di industri baterai sebagai materi penting dalam kendaraan listrik juga sudah mengalir.
"Indonesia akan menjadi negara dengan produksi nikel terbesar di dunia. Sebagian besar baterai berbasis 33% sampai 75%. Itu menjadi alasan banyak yang mau berinvestasi di sana," ujarnya.
Dia menilai program low cost green car (LCGC) sangat mendorong pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dan menarik minat para investor.
Roadmap otomotif yang telah disusun para stakeholder juga menunjukkan ketahanan energi, efisiensi bahan bakar, dan produksi lokal sebagai pondasinya.
“Jadi, bukan hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, pengembangan ekspor juga menjadi fokus utama,” katanya.