Bisnis.com, JAKARTA—Kenaikan tarif Bea Balik Nama di beberapa provinsi di Jawa-Bali membuat harga kendaraan naik sehingga diprediksi berdampak menekan penjualan kendaraan nasional. Penjualan kendaraan di daerah Jawa dan Bali sejauh ini berkontribusi signifikan terhadap otomotif nasional.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan, kenaikan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) akan membuat harga jual kendaraan terkerek naik. Pasalnya, setiap kendaraan bermotor dipasakan dengan harga on the road (OTR) sehingga termasuk BBNKB yang mengalami kenaikan.
“Setiap kendaraan bermotor dijual dengan harga on the road jadi termasuk bea balik nama yang biasanya 10% menjadi 12,5. Mudah-mudahan dampaknya tidak signifikan,” ujarnya seperti dikutip koran Bisnis Indonesia, Senin (1/7/2019).
Hampir semua provinsi di Jawa telah menaikkan BBN dari 10% menjadi 12,5%. Jawa Barat tercatat telah menyesuaikan BBN per 1 April 2019, Provinsi Banten juga telah menaikan BBN ke level 12,5%.
Teranyar, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengusulkan untuk menaikkan BBN ke level 12,5% melalui usulan revisi Perda Nomor 9 Tahun 2010 tentang BBNKB bersama DPRD DKI Jakarta. Langkah itu diklaim mengikuti kesepakatan Asosiasi Bapeda se-Jawa Bali.
Gaikindo mencatat, pada 2017 empat besar distribusi kendaraan terbesar secara nasional berada di Pulau Jawa. Jawa Barat merupakan pasar terbesar dengan populasi sebanyak 192.000-an unit kendaraan disusul, DKI Jakarta sebanyak 189.000-an, Jawa Timur dengan 128.000-an, Jawa Tengah sebanyak 78.000-an unit, dan Banten sebanyak 67.00an unit.
Adapun, pasar DI Yogyakarta sebanyak 18.000-an unit dan Bali sebanyak 25.000-an unit. Jika ditotal, populasi kendaran di Jawa dan Bali pada 2017 hampir menyentuh angka 65% dari penjualan 2017 yang sebanyak 1,07 juta unit.
Pasca Lebaran kemarin , beberapa produsen otomotif seperti Mitsubishi Motors, Wuling tercatat telah melakukan penyesuaian harga jual kendaraan. Hal itu dilakukan sejalan dengan perubahan BBN yang diterapkan di beberapa daerah.
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan, pemerintah daerah tentu telah melakukan kajian terhadap kebijakan tarif BBN. Jika Pemprov DKI Jakarta melakukan kenaikan BBN maka akan terjadi penyesuaian harga seperti yang terjadi di beberapa juga mengalami hal yang sama.
“Pada dasarnya harga akan terjadi penyesuaian karena perubahan BBN, seperti terjadi di daerah lain yang sudah naik BBN-nya,” ujarnya kepada Bisnis.
Henry berharap kenaikan BBN tidak mempengaruhi penjualan mengingat pasar penjualan kendaraan pada tahun ini masih melambat. Pada 5 bulan pertama 2019, penjualan merek Toyota masih melambat pada kisaran 4,9% ketimbang periode yang sama 2018.
“Kami berharap kebijakan ini tidak mempengaruhi market mobil, mengingat kondisi market saat ini yang belum tumbuh,” tambahnya.
Hingga Mei 2019 penjualan kendaraan nasional tercatat sebanyak 422.038 unit, turun 14,7% dibandingkan periode yang sama 2019. Hampir semua merek mengalami perlambatan penjualan baik untuk kendaraan penumpang ataupun komersial.