Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Otobus Rem Belanja, Pasar Bus 2018 Melambat

Penjualan bus baru sepanjang tahun lalu sedikit melambat, lantaran sejumlah pengusaha otobus sedikit mengerem ekspansi menjelang masuk tahun politik.
Bus Sumber Alam. /Sumber Alam
Bus Sumber Alam. /Sumber Alam

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan bus baru sepanjang tahun lalu sedikit melambat, lantaran sejumlah pengusaha otobus sedikit mengerem ekspansi menjelang masuk tahun politik.

Anthony Stevan Hambali, Pemilik Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam, mengatakan bahwa penyebab pelambatan pasar bus lantaran para pengusaha masih cenderung melihat kondisi politik.

"Sangat terkait politis. Beberapa mungkin mau melihat kondisi ekonomi dulu. Makanya pengambilan unit [bus] di semester 2 [2018] agak direm.," ujarnya kepada Bisnis, Ahad (17/2018).

Adapun terkait dengan dampak pembangunan infrastruktur jalan tol, salah satu pengusaha bus terbesar yang berbasis di Purworejo ini menilai bahwa pengaruhnya belum terasa.

"Karena beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan bus didominasi bus pariwisata," ujar Anthony. Sedangkan bus trayek, lanjutnya, kondisinya masih stagnan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan bus baru sepanjang 2018 melambat 2,2% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya menjadi hanya 3.519 unit.

Pasar bus diisi oleh lima merek, mulai dari Mitsubishi Fuso, Hino, Tata Motor, Toyota, dan Scania.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper