Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia terus mendorong peningkatan kerja sama China sebagai salah satu produsen utama kendaraan listrik global.
Pasalnya, Indonesia memiliki material pembuat baterai listrik dan saat ini investor asal China sedang membangun pabrik smelter nikel sebagai bagian rantai produksi baterai listrik.
Wakil Ketua DPR RI/Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Agus Hermanto mengatakan, Indonesia memiliki potensi sangat besar yang dapat dimanfaatkan bagi pembangunan kendaraan listrik nasional. Ketiadaan perusahaan yang memproduksi baterai di Indonesia membuat harga baterai di dalam negeri cukup mahal.
“Padahal kita memiliki cadangan nikel yang cukup tinggi, sebagai bahan baku pembuatan baterai. Kita juga telah memiliki smelter-nya,” ujarnya melalui keterangan resmi KBRI Bejing, Senin (28/1/2019).
Turut menemani Agus Hermanto, rombongan DPR RI terdiri dari Ketua Komisi V, Fary Djemy Francis; Wakil Ketua Komisi I, Satya Widha Yudha; Anggota Komisi I, Darizal Basir; Anggota Komisi II, Muhammad Afzal Mahfuz; dan Anggota Komisi VI, Mukhlisin Sirot Marof.
Pada kesempatan kunjungan ke China, rombongan DPR berkesempatan bertemu dengan Mr. Li Bin, Vice Chairperson of the 13th National Committee of the Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCCC), yang merupakan lembaga penasihat legislatif, Agus menegaskan Indonesia sangat berkomitmen untuk memperkuat kendaraan listrik dan mendorong peningkatan kerja sama dengan China.
Selaini itu, delegasi DPR RI juga bertemu dengan tiga perusahaan Konsorsium Morowali yaitu GEM, Tsinghan Group, dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL). Pertemuan itu membahas investasi sektor smelter nikel dan stainless steel serta pengembangan rantai industri nikel menjadi produk turunan baterai listrik, komponen utama dari kendaraan listrik.
Tsinghan Group melalui PT Indonesia Morowali Industrial Park telah melakukan investasi sebesar US$5 miliar di Provinsi Sulawesi Tengah untuk smelter nikel dan stainless steel.
Sebelumnya, delegasi juga telah melakukan pertemuan dengan Beijing New Energy Vehicles (NEV’s) Technology Innovation Centre (BAIC-BJEV) terkait potensi kendaraan roda empat dan roda dua bertenaga listrik di Indonesia.
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan KBRI sangat mendukung peningkatan hubungan bilateral dengan Tiongkok dalam berbagai bidang. Dia menjelaskan, produk kendaraan bermotor roda dua bertenaga listrik produksi PT United Bike yang telah masuk ke pasar di China.
“Pengembangan kendaraan listrik merupakan salah satu komitmen pemerintah demi menurunkan emisi gas rumah kaca [CO2] sebesar 29% pada 2030. Selain itu, pengembangannya juga ditujukan untuk menjaga ketahanan energi, khususnya di sektor transportasi darat,” paparnya.