Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NMAA: Industri Modifikasi Indonesia Tembus Pasar Dunia

Bisnis bengkel modifikasi motor kian menunjukkan tajinya. Bahkan, produsen body kit lokal mampu menembus pasar global.
Pengunjung mengamati mobil modifikasi saat pameran mobil aftermarket dan modifikasi di JCC, Jakarta, Kamis (23/2/2017)./JIBI-Abdullah Azzam
Pengunjung mengamati mobil modifikasi saat pameran mobil aftermarket dan modifikasi di JCC, Jakarta, Kamis (23/2/2017)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis bengkel modifikasi motor kian menunjukkan tajinya. Bahkan, produsen body kit lokal mampu menembus pasar global.

CEO National Modifikator and Aftermarket Association (NMAA) Andre Mulyadi mengatakan bahwa era baru modifikasi Indonesia salah satunya melalui Indonesia Modification Expo 2018.

"Industri modifikasi menemukan ruhnya kembali. Ketika seluruh pilar otomotif bertemu di platform yang baru yaitu Expo Modifikasi, maka industri modifikasi kembali berjalan," ujarnya.

Menurutnya, Surabaya, Jogja, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar masih menjadi pusat modifikasi Indonesia saat ini. Dia juga menambahkan bahwa masing-masing kota tersebut terdapat lima hingga lima belas bengkel.

Optimisme NMAA yakni industri modifikasi mobil dapat menembus pasar global sudah mulai terwujud. Salah satunya dari produsen body kit lokal bernama Karma yang digawangi Kiki Anugraha.

Dalam helatan Indonesia Modification Expo (IMX) 2018, Toyota 86 yang digubah Kiki banyak menjadi sorotan. Pasalnya, body kit yang melekat di mobil tersebut adalah hasil kolaborasi antara Kiki dan desainer modifikasi asal AS, Monaco Auto Design.

Bahkan, konsumen body kit Karma kini berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Brunei, dan Arab Saudi.

Dari sisi trend, Andre menilai tren modifikasi pada 2019 akan banyak mengadopsi street racing maupun elegan - dengan berbagai turunannya seperti stance. Namun, semua akan memiliki kesamaan yakni kendaraan harus bisa dioperasikan sesuai fungsinya.

"Artinya mobil tersebut harus bisa diajak nongkrong atau dipamerkan di parkiran atau meet-up tertentu, tidak hanya mengisi ruang garasi atau towing to towing. Ini karena pasar menginginkan kendaraan yang laik dikendarai tidak hanya sebatas show car saja," imbuhnya.

Hal itu senada dengan pendapat Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto.

Dia mengatakan bahwa selama modifikasi mobil masih mengedepankan strandardisasi pabrikan maka hal itu akan direstui oleh agen pemegang merek (APM). "Jika [modifikasi] dilakukan melewati standard pabrikan, maka pabrikan tentu tidak dapat merestui modifikasi tersebut," ujarnya.

Beberapa standard pabrikan yang dimaksud adalah aspek keamanan, kenyamanan, dan bentuk fisik kendaraan.

Dia juga mengamini afiliasi antara APM dan pelaku bisnis modifikasi dapat terus dikembangkan asalkan ada kesepahaman terkait standardisasi di antara ke dua belah pihak.

Andre menambahkan, melalui NMAA banyak APM bekerjasama baik dalam event modifikasi maupun pembuatan berbagai show unit. Kendati belum secara masif, tetapi sejumlah merek seperti Honda, Datsun, Nissan, dan Chevrolet sudah melirik industri modifikasi di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper