Bisnis.com, STUTTGART - Daimler semakin serius mengembangkan potensi teknologi sel bahan bakar, dan hidrogen untuk penyimpanan energi. Per Januari 2019, anak perusahaan NuCellSys GmbH akan beroperasi dengan nama baru Mercedes-Benz Fuel Cell GmbH.
"Teknologi sel bahan bakar adalah bagian integral dari strategi sistem penggerak kami," kata Profesor Christian Mohrdieck, Kepala Mercedes-Benz Fuel Cell GmbH dan bertanggung jawab untuk pengembangan sistem penggerak sel bahan bakar di Daimler AG, dalam keterangan pers, Rabu (2/1/2019).
Teknologi sel bahan bakar memungkinkan nol emisi CO2, memiliki kemampuan tempuh jarak jauh, waktu pengisian bahan bakar singkat, dan bisa diaplikasikan ke berbagai kendaraan komersial, serta tidak kalah penting untuk aplikasi stasioner menjadikan teknologi ini alternatif futureproof.
Nama baru Mercedes-Benz Fuel Cell GmbH adalah sinyal yang jelas dan menekankan relevansi teknologi sel bahan bakar di masa depan. "Kami menjadi juga lebih dekat dengan Daimler AG."
Potensi teknologi sel bahan bakar, dan hidrogen untuk penyimpanan energi, tidak diragukan.
Pada November 2018, Mercedes-Benz meluncurkan kendaraan listrik pertama di dunia yang menampilkan teknologi sel bahan bakar dan plug-in hybrid : Mercedes-Benz GLC F-Cell.
Mercedes-Benz GLC F-Cell adalah plug-in hybrid yang unik karena selain dari listrik, ia juga dapat berjalan dengan hidrogen murni.
SUV ini adalah kendaraan semua-listrik yang cocok untuk penggunaan sehari-hari yang tidak mengeluarkan emisi CO2 apa pun selama operasi. Interaksi antara baterai dan sel bahan bakar, kemampuan tempuh jarak jauh dan waktu pengisian bahan bakar yang singkat menjadikan GLC F-Cell kendaraan yang menawarkan kepraktisan sehari-hari yang tinggi.