Bisnis.com, JAKARTA - Jerman kemungkinan harus menunda target memiliki 1 juta kendaraan listrik hingga 2022, yang semula ditetapkan pada 2020, menurut laporan pemerintah.
"Mempertimbangkan dinamika pasar saat ini, target 1 juta (kendaraan listrik) kemungkinan akan bergeser ke 2022," dalam laporan Platform Nasional Jerman untuk mobil listrik yang disampaikan kepada Kanselir Angela Merkel, dilansir Channel News Asia, Rabu (19/9) waktu setempat.
Dalam laporan tersebut disebutkan pendaftaran baru untuk kendaraan listrik di Jerman naik dua kali lipat pada tahun lalu, dan menjadikannya sebagai pertumbuhan tercepat di dunia. Pada akhir 2017 tercatat sebanyak 131.000 kendaraan listrik yang terdaftar.
Penjualan itu dibantu skema subsidi dari pemerintah Jerman senilai US$1,2 miliar pada 2016, sebagian lainnya dibiayai oleh industri mobil Jerman, guna mendongkrak penggunaan mobil listrik.
Namun, banyak konsumen yang merasa "putus asa" dengan mobil listrik. Faktornya beragam, mulai dari biaya mobil, jarak mengemudi yang terbatas, hingga masih kurangnya tempat pengisian daya.
Pemerintah koalisi Jerman berencana untuk meringankan beban pajak pada pengemudi kendaraan listrik, menyediakan setidaknya 100.000 tempat pengisian daya tambahan di seluruh negeri dan menyubsidi car-sharing (berbagi penggunaan mobil) untuk mendorong pergeseran ke transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga
"Kami tentu memiliki awal yang tertunda [untuk mobil listrik], tetapi sekarang kami tengah mengejar," kata Menteri Transportasi Jerman Andreas Scheuer.
Jerman juga melobi produsen mobil untuk bersama-sama membangun produksi sel baterai di negara itu untuk bisa bersaing dengan Asia. Menteri Ekonomi Peter Altmaier mengatakan bahwa pembicaraan tahap akhir terkait produksi baterai tersebut akan diadakan di Berlin pada November.
Sel baterai adalah "medan perang" utama dalam industri otomotif, karena adanya pergeseran menuju penggunaan mobil listrik.