Bisnis.com, JAKARTA--PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menegaskan akan mengikuti arahan pemerintah terkait peningkatan ekspor dan pengendalian impor. Suzuki berupaya untuk memenuhi target ekspor Ertiga sambil tetap mendorong ekspor Wagon R.
Head of PR & Digital Strategic Planning Departement PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Rudiansyah mengatakan, Suzuki akan mengikuti aturan pemerintah termasuk terkait upaya peningkatan ekspor. Suzuki tetap setia pada target yakni mengapalkam Ertiga sebanyak 12.000 unit ke 29 negara.
"Suzuki mengikutin regulasi yang dibuat pemerintah, dan dukung kebijakan pemerintah termasuk rencana peningkatan ekspor. Tapi yang pasti sampai akhir tahun ini kami tetap manargetkan 12.000 unit All New Ertiga bisa diekspor ke berbagai negara," tulisnya kepada Bisnis, Senin (10/9) malam.
SIS akan mengekspor 12.000 unit all new Ertiga hingga Maret 2019. Multipurpose vehicle (MPV) itu rencananya dikirimkan ke 29 negara, yang mana tahap pertama akan dikirimkam ke Meksiko dan Filipina.
SIS mengklaim dengan target pengiriman 12.000 unit Ertiga tersebut, maka kontribusi Ertiga mencapai 45% dari total ekspor Suzuki. Pengiriman Ertiga dijadwalkan akan dilakukan pada bulan ini sesuai dengan arahan Suzuki Motor Corporation (SMC).
Rudiansyah menjelaskan, selain ekspor Ertiga yang dilakukan secara utuh (completely built-up/CBU), SIS juga mengapalkan kendaraan Wagon R secara terurai (completely knocked down/CKD) dengan tujuan utama ke Pakistan. Pengirikan Wagon R selama beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
"Kami mengikuti regulasi pemerintah. Jadi fokusnya untuk meningkatkan kapasitas ekspor," tambahnya.
Adapun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat ekspor Suzuki hingga Juli 2018 masing-masing secara CBU dan CKD ialah 15.444 unit dan 21.840 unit. Ekspor CKD Suzuki naik 2,4% sementara ekspor CKD naik 17,7% dibandingkan periode Januari-Juli 2017.
Di sisi lain, Suzuki juga terdata melakukan impor CBU sebanyak 19.457 unit hingga Juli 2018. Jumlah itu naik 51,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sekaligus menempatkan Suzuki sebagai salah satu produsen dengan kontribusi impor paling banyak, yakni 32,9%, naik dari 24,1% pada 2017.
Dua model kendaraan yang diekspor CBU Suzuki ialah APV dan Ertiga serta Wagon R yang dilakukan secara CKD. Adapun, kendaraan yang diimpor ialah Ignis yang didatangkan dari India.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (ILMATE) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika sebelumnya mengatakan Kemenperin telah meminta Suzuki untuk meningkatkan ekspor. Suzuki juga telah berkomitmen untuk menggenjot ekspor.
"Sudah dibicarakan ke Suzuki, dan respon Suzuki pertama kali memang dia akan melakukan dan meningkatkan ekspor. Mudah-mudahan, nanti pada saatnya bisa seperti ini [Toyota]," ujarnya ketika ditemui di Tanjung Priok, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.