Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah tengah berupaya menekan impor di tengah tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, tepat tiga dekade silam, Indonesia justru mencatat sejarah ekspor perdana Vespa ke Singapura.
Pada arsip Harian Bisnis Indonesia (06/09/1988) mencatat PT Danmotors Vespa Indonesia melakukan ekspor perdana skuter Vespa ke Singapura pada 5 September 1988.
Danmotors Vespa Indonesia adalah perusahaan patungan atau joint venture antara Denmark, Italia, dan Indonesia. Perseroan pun menjadi agen pemegang merek Piaggio Vespa Indonesia.
Pada tiga dekade silam, Danmotors mengekspor 26 unit skuter Vespa Exclusive 2 ke Singapura dengan nilai transaksi US$22.000.
Baca Juga
Presiden Direktur Danmotors Vespa Indonesia Hans G. Tabalujan mengatakan, 14 vespa dari total 26 motor yang diekspor itu adalah pesanan departemen pekerjaan umum Singapura, sedangkan 12 vespa sisanya akan dipasarkan secara umum.
"Ekspor Vespa ke Singapura ini akan dilakukan secara berkala dengan jumlah 20 unit sampai 26 unit setiap pengapalan," ujarnya seperti dalam arsip Bisnis Indonesia pada (6/09/1988).
Hans menuturkan, jumlah ekspor itu masih dalam jumlah kecil, tetapi pihaknya sangat gembira karena Indonesia mampu menerobos standar mutu internasional.
Indonesia disebut telah mampu bersaing dengan produk Italia dan India. Produk Vespa dari Indonesia pun dinilai memiliki beberapa kelebihan seperti, Automatic Oil Mixer (AOM), Electronic Pointless Ignition (EPI), dan Fuel Efficient Engine (FEE).
Adapun, Danmotors juga mengekspor komponen skuter ke India dengan nilai US$300.000. Ekspor komponen skuter itu akan dilakukan pada September 1988 sampai akhir 1988.
Pasar Motor Lesu
Sementara itu, Danmotors melakukan ekspor Vespa di tengah lesunya pasar kendaraan roda dua di Indonesia.
Hans menilai, hal itu disebabkan oleh dua faktor. Pertama, standar hidup masyarakat meningkat sehingga lebih suka naik mobil. Kedua, harga kendaraan roda empat lebih murah.
Marketing Manager Dansmotor Hendra Gunawan mengatakan, masyarakat lebih suka membeli mobil bekas ketimbang motor. Hal itu menyebabkan produksi motor semakin menurun.
"Masyarakat lebih suka beli mobil bekas karena kemudahan sistem kredit," ujarnya.
Pada 1987, produksi kendaraan roda dua sebesar 246.000 unit. Jumlah itu lebih rendah 55.27% dibandingkan dengan 1982 yang sebesar 550.000 unit. Dari total jumlah produksi motor pada 1987, Vespa memiliki pangsa pasar sekitar 10%.