Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia menilai kebijakan tanpa uang muka atau down payment dalam pembelian kendaraan roda dua secara kredit dinilai tidak berkelanjutan.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), menilai terdapat risiko gagal bayar jika tidak ada uang muka dalam pembelian sepeda motor secara kredit karena uang muka memengaruhi nilai angsuran per bulan yang harus dibayar konsumen.
Kredit macet, lanjutnya dapat mengganggu pendanaan atau pembiayaan di masa yang akan datang oleh perusahaan pembiayaan.
“Mungkin bagus di awal, tapi tidak sustainable,” kata Sigit kepada Bisnis, Minggu (19/8/2018).
Dia menuturkan, pihaknya menginginkan kebijakan uang muka yang terjangkau oleh masyarakat dalam membeli kendaraan roda dua secara kredit. Akan tetapi, lanjutnya kebijakan uang muka tersebut tidak memberatkan industri keuangan.
Menurutnya, sulit memrediksi pertumbuhan penjualan kendaraan roda dua dengan kebijakan tanpa uang muka karena konsumen tetap harus mengeluarkan uang untuk biaya administrasi, asuransi, dan sebagainya. “Harus dilihat angsuran per bulannya jadi berapa,” katanya.
Saat ini, dia menambahkan, komposisi konsumen yang melakukan pembelian secara tunai dan kredit masing-masing sebesar 30% dan 70%.
Untuk diketahui, AISI mencatat penjualan ke diler kendaraan roda dua lebih besar 11,19% sepanjang enam bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan distribusi pada Januari—Juni 2017.
Distribusi kendaraan roda dua sebanyak 3 juta unit pada Januari—Juni 2018 atau lebih tinggi 302.207 unit dibandingkan dengan distribusi pada periode yang sama tahun lalu, yakni 2,7 juta unit.
Peningkatan distribusi kendaraan roda dua pada semester pertama tahun ini tidak terlepas dari peningkatan daya beli masyarakat dari Januari sampai Juni 2018.
Peningkatan daya beli masyarakat selama semester pertama dapat terjadi lantaran sektor formal dan informal mengalami perbaikan pada Januari—Juni 2018 seperti harga komoditas yang stabil, hasil panen yang tidak mundur jauh, serta pembangunan infrastruktur.
Pertumbuhan distribusi sepeda motor diyakini akan mengalami tantangan pada semester kedua tahun ini lantaran terdapat beberapa faktor seperti perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, pelemahan nilai mata uang, dan kenaikan suku bunga.