Bisnis.com, JAKARTA – Penyediaan infrastruktur bagi pengembangan produksi dan pasar kendaranan listrik dalam program low carbon emission vehicle (LCEV) dinilai dapat melibatkan swasta.
Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mengakui tahapan dalam peta jalan atau road map pengembangan industri otomotif, termasuk mobil listrik memang dibutuhkan. Pasalnya, pengembangan pasar kendaraan berbasis listrik akan sangat dipengaruhi oleh kesiapan infrastruktur dan regulasi penunjang yang ada, terutama dari sisi fiskal.
Dua hal itu, jelasnya, menjadi poin krusial yang mesti disediakan pemerintah untuk mendorong pengembangan industri otomotif pada era baru tersebut. Terkait dengan penyediaan infrastruktur, dia menilai pemerintah dapat menggandeng pihak swasta.
“Penyediaan infrastruktur untuk menuju ke arah LCEV dalam hal ini bisa melibatkan swasta dan tidak harus pemerintah yang berinvestasi sendiri,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (24/7/2018).
Gaikindo, sambung Jongkie, secara umum mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi pemakaian kendaraan berbahan bakar fosil secara bertahap. Namun, dia berharap pemerintah segera mengambil keputusan terkait program pengembangan kendaraan listrik tersebut.
Jangan sampai, jelasnya, para prinsipal global justru berinvestasi di negara tetangga. Alhasil, Indonesia akan kembali menjadi pengimpor jenis kendaraan anyar tersebut. “Akhirnya kita hanya dijadikan pasar,” ungkapnya.