Bisnis.com, JAKARTA— PT Bakrie & Brothers Tbk. siap memulai pentahapan pengembangan industri bus listrik di Indonesia, setelah pada 13 April 2018 mendatangani kesepahaman kerja sama dengan China BYD Auto Co. Ltd. Proses menuju produksi dengan target konten lokal di atas 55% pada 2022 ditaksir membutuhkan investasi US$300 juta.
Bakrie, yang juga telah lama menggarap bisnis komponen otomotif melalui anak perusahaan Bakrie Autoparts, akan memulai langkah dengan memperkenalkan bus listrik yang diimpor secara utuh dari China pada tahun ini hingga melakukan produksi dengan target konten lokal di atas 55% pada 2022.
Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk., Bobby Gafur Umar mengatakan pihaknya telah riset sekitar 1,5 tahun dan pada akhirnya memilih BYD Auto Co. Ltd. China untuk diajak berkerja sama mengembangkan bus listrik.
“Kami sudah on the track dan kami mentargetkan untuk segera men-display dua produk sebagai contoh tahun ini. Kemungkinan bus baru datang pada September,” ujar Bobby Gafur Umar kepada Bisnis, Jumat (6/7).
Bobby menuturkan setelah pengenalan produk, tahapan selanjutnya ialah penetrasi pasar mulai pertengahan 2019 dengan produk impor utuh, dan pada tahap berikutnya melakukan perakitan lokal di fasilitas produksi anak perusahaan Bakrie Autoparts.
Barkrie menargetkan pada 2022 telah bisa mencapai kandungan lokal pada produk yang diproduksinya hingga 55%. Pasalnya, kecuali baterai, komponen bus listrik, seperti bodi, sasis dan lainnya sudah mampu diproduksi di dalam negeri.
Baca Juga
Bakrie Autoparts sebagai pemasok komponen otomotif akan menjadi modal kekuatan untuk dikombinasikan dengan dukungan teknologi kendaraan listrik BYD.
Bobby menegaskan bahwa arah kerja sama dengan BYD ialah industrialisasi. Bakrie telah menyediakan lokasi untuk pabrik bus listrik. “Kami punya lokasi di Bekasi, Balaraja, dan Lampung. Untuk perakitan paling mungkin di Balajara seluas 7,7 ha, pabrik sudah ada, lahan sudah siap dan dekat dengan jalan tol.”
Bobby menuturkan jika beroperasi, pabrik kendaraan listrik Bakrie dan BYD ditargetkan dapat memproduksi 1.000-2.000 unit bus per tahun.
Bakrie akan membentuk entitas baru untuk bekerja sama dengan pelaku karoseri, operator dan stakeholder terkait lainnya.
Bakrie akan fokus pada segmen bus untuk perkotaan. Perseroan akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan layanan solusi transportasi publik menggunakan armada ramah lingkungan bus listrik.
“Banyak sekali kebutuhan transportasi di kota besar. Setelah kajian selama 1,5 tahun kami sampai pada kami kerja sama dengan proven bus manufacturing yaitu China,” tambahnya.
PRODUSEN BATERAI
Presiden Direktur Bakrie Autoparts, Dino A. Ryandi menambahkan pilihan kerja sama dengan BYD karena perusahaan asal China itu merupakan salah satu produsen baterai dan kendaraan listrik ternama di dunia. Bus listrik buatan BYD telah digunakan di 32 negara di dunia.
“Kami bicara bus listrik yang diterima di 32 negara. Kami dipercaya dan masing-masing punya kekuatan yang bisa digunakan untuk kemajuan transportasi di Indonesia,” paparnya.
Dino mengklaim secara ekonomis penggunaan bus listrik dalam durasi waktu 3 tahun hingga 5 tahun akan lebih menguntungkan bagi operator transportasi. Pasalnya, operator bus tidak perlu mengeluarkan bahan bakar dan perawatan mesin.
Dia menuturkan sambil menunggu regulasi yang lebih jelas, perseroan telah dan terus menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan pemerintah daerah khususnya di kota-kota besar di Indonesia untuk mulai menggunakan kendaraan listrik. Bakrie & Brothers, jelasnya, tidak hanya akan memasarkan mobil listrik tetapi juga akan memasarkan sistem transportasi kendaraan listrik.
“Bus nanti bisa di-charge selama 2,5 jam untuk menempuh 250 km. Lebih ke bus di dalam kota karena harus ada fasilitas pengisian baterai,” paparnya.
Pabrik baterai BYD di Provinsi Qinghai, China bagian Barat.