Bisnis.com, JAKARTA - General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Ryohei Uchiki meramalkan sekitar 5—10 tahun lagi pabrik otomotif akan semakin agresif mengadaptasi teknologi otomasi.
Dia memperkirakan penggunaan robot akan semakin banyak seiring dengan naiknya upah tenaga kerja manusia. Uchiki mengatakan saat ini dari segi biaya, beban biaya robot masih relatif mahal dibandingkan memperkerjakan manusia. Namun, pabrikan mendapat keuntungan dari segi akurasi produk.
"Ekspor produk ke negara lain, kualitas harus tinggi, karena kalau ada masalah kualitas kita harus membayar lebih untuk perbaiki, Itu perlu robot,” kata Uchiki kepada Bisnis.com.
Perusahaan mengklaim sebanyak 90% lebih proses pengelasan bodi kendaraan Suzuki di Cikarang sudah dilakukan oleh robot. Pabrik perakitan Suzuki sebelumnya, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, tingkat otomasi masih sekitar 30%. Kenaikan penggunaan robot hingga lebih dari tiga kali lipat menyerap lebih sedikit tenaga kerja manusia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan jangan melihat otomasi sebagai hal yang mengurangi penyerapan pekerjaan di sektor manufatkur. Namun, teknologi ini justru mendorong kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Pekan lalu, pemerintah resmi meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 menuju Industry 4.0. Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dunia tengah mengarah ke sana.
Baca Juga
Berdasarkan sebuah riset yang dirilis oleh sebuah lembaga internasional, penerapan Industry 4.0 akan meningkatkan kecepatan perubahan sebanyak 10 kali dan berdampak 300 kali lebih luas. “Revolusi Industry 4.0 bisa menjadi peluang yang besar apabila disipakan, direncanakan, dan dianstisipasi,” kata Jokowi.
Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral. Satu di antaranya adalah membangun infrastruktur digital.