Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hampir Seluruh Komponen Mercedes-Benz Masih Impor, Ini Alasannya

Meskipun sudah memiliki pabrik kendaraan di Indonesia sejak 1978, hampir seluruh komponen kendaraan penumpang Mercedes-Benz masih diimpor dari negara lain. PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) beralasan hal itu dilakukan karena kalkulasi bisnis dalam hal skala ekonomi.
Pekerja sedang memasang kursi di pabrik perakitan Mercedes-Benz Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/3/2018) - Bisnis.com, Muhammad Khadafi
Pekerja sedang memasang kursi di pabrik perakitan Mercedes-Benz Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/3/2018) - Bisnis.com, Muhammad Khadafi

Bisnis.com, BOGOR – Meskipun sudah merakit kendaraan di Indonesia, hampir seluruh komponen kendaraan penumpang Mercedes-Benz masih diimpor dari negara lain. PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) beralasan hal itu dilakukan karena kalkulasi bisnis dalam hal skala ekonomi.

“Kalau kami produksi komponen juga di Indonesia itu bisa jauh lebih mahal dibandingkan impor, karena volume penjualan kami kecil,” kata President Director MBDI Roelof Lamberts di pabrik perakitan Wanaherang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (9/3/2018).

Dia melanjutkan bahwa saat ini lebih dari 70% kendaraan penumpang Mercedes-Benz yang dijual di Indonesia sudah dirakit lokal. Pabrik dengan 2 jalur produksi itu merakit 3 model sedan, yaitu C Class, E Class, S Class, dan SUV (sport utility vehicle) GLC, GLE, dan GLS.

Seluruh bodi kendaraan didatangkan dalam keadaan sudah dicat. Mesin pun didatangkan secara utuh, kecuali C 200 yang didatangkan per komponen untuk selanjutnya dirakit di Wanaherang.

Departement Manager Public Relations MBDI Dennis A. Kadaruskan mengatakan hanya ban yang dipasok oleh perusahaan lokal. Selebihnya, didatangkan langsung dari Amerika Serikat dan Jerman.

Adapun berdasarkan data internal perusahaan, sepanjang 2017 MBDI membukukan penjualan ritel kendaraan penumpang sebanyak 3.386 unit. Pangsa pasar merek premium asal Jerman ini 0,32% terhadap total volume pasar kendaraan bermotor roda empat dan lebih.

Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operation & Product Management MBDI mengatakan bahwa tidak ada pertumbuhan berarti pada tahun lalu. “Tahun ini kami ingin menjual sebanyak-banyaknya,” kata Karyanto.

Karyanto menjelaskan pada tahun lalu pertumbuhan kendaraan penumpang paling tinggi berada pada segmen sport utility vehicle (SUV). Kategori ini berkontribusi sebanyak 29%.

Namun secara keseluruhan, untuk kendaraan penumpang, sedan masih mendominasi. Namun, kontribusinya menurun dari 56% pada 2016, menjadi 53% pada tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper