Bisnis.com, SINGAPURA – General Manager, Innovation & Technology Communications Nissan-Renault-Mitsubishi (Alliance) Nick Twork mengatakan 30% kendaraan akan menggunakan listrik murni pada 2035. Hal ini berdasarkan analisis perusahaan Boston Consulting Group (BCG).
Namun, Twork mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi lebih cepat. “Tergantung perkambangan infrastruktur, dan dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal,” katanya di sela acara Nissan Futures di Singapura, Selasa (6/2/2018).
Twork mengatakan bahwa perkiraan populasi kendaraan listrik oleh BCG untuk pasar global. Dia tidak memiliki data untuk pasar Asia Tenggara.
Namun, menurutnya, Asia Tenggara adalah kawasan yang menantang. Banyak perbedaan karakter yang akan mudah ditemui di setiap negara. Selain itu infrastruktur adalah isu utama yang harus menjadi perhatian pemerintah.
Filipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia adalah empat negara yang ikut berdiskusi soal solusi mobilitas di Asia Tenggara di Nissan Futures. Senior Vice President Research & Technology Center Pertamina Herutama Trikoranto yang juga hadir dalam acara itu menilai Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain soal kendaraan listrik.
Kepala Bidang Industri Dasar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Irland mengatakan bahwa Peraturan Presiden kendaraan listrik sudah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan. Dia memperkirakan pekan ini Presiden Joko Widodo akan ikut meneken beleid yang dapat mengubah peta jalan industri otomotif dalam negeri.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andy N. Sommeng mengatakan Perpres mobil listrik akan menjadi acuan bagi pelaku usaha. Dia mencontohkan fungai PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang telah menyediakan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU).