Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan otomotif Jepang, Subaru, tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan pemalsuan data dalam proses produksi mobil yang dijual di dalam negeri.
Reuters melaporkan pada Rabu (20/12/2017), Subaru menyampaikan beberapa petugas inspeksi perusahaan memberi tahu para penyelidik eksternal bahwa data yang menunjukkan jarak tempuh kendaraan telah diubah pada proses pemeriksaan final. Hal ini dilakukan pada beberapa tipe mobil.
Sehari sebelumnya, pada Selasa (19/12/2017), perusahaan yang berbasis di Tokyo itu berjanji akan memperbaiki pengawasan pasca terungkapnya praktik yang tidak sesuai dengan aturan, beberapa bulan sebelumnya. Pada Oktober 2017, Subaru mengungkapkan bahwa staf yang tidak memiliki sertifikasi telah melakukan sejumlah tes untuk mobil-mobil baru yang dijual di pasar domestik. Praktik tersebut sudah terjadi selama beberapa dekade.
Situasi ini membuat saham Subaru turun hingga 8,5% hari ini di Tokyo Stock Exchange.