Bisnis.com, JAKARTA – Nissan Motor membatasi rencana produksi dalam negeri sebesar 15% untuk enam bulan sampai Maret 2018. Hal ini adalah akibat dari skandal inspeksi pabrik yang ditemukan belum lama ini, demikian mengutip Nikkei Asian Review, Selasa (5/11/2017).
Pembuat mobil Jepang tersebut menginformasikan kepada beberapa pemasok bahwa target produksi untuk paruh fiskal kedua telah diturunkan ke kisaran 510.000 unit sampai 520.000 unit, atau turun 80.000 unit sampai 90.000 unit dari target sebelumnya.
Nissan awalnya memperkirakan kenaikan produksi domestik sebesar 10% untuk tahun fiskal 2017 menjadi lebih dari 1,1 juta unit kendaraan, didukung oleh pertumbuhan positif di Jepang dan meningkatnya ekspor SUV (sport utility vehicle) ke Amerika Utara.
Pada bulan September, kementerian transportasi menemukan personil yang tidak bersertifikat melakukan inspeksi kendaraan akhir di pabrik perakitan Nissan di Jepang. Praktik ini berlanjut bahkan setelah produsen mobil tersebut untuk menghentikan produksi dan pengiriman kendaraan untuk pasar Jepang di enam pabrik di dalam negeri.
Penghentian tersebut berlangsung sekitar tiga minggu, dimulai pada pertengahan Oktober. Jalur perakitan terus beroperasi dengan kecepatan lebih lambat saat Nissan melatih 100 inspektur bersertifikat dan memastikan bahwa telah mengikuti prosedur yang ditetapkan.