Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan LCGC Astra Merosot, Ini Faktor Penyebabnya

Penjualan Agya, satu dari dua mobil murah dan ramah lingkungan produksi Toyota, pada September 2017 menyentuh titik terendah penjualan sepanjang tahun ini menjadi hanya 1.496 unit. Pejabat Toyota bilang daya beli konsumen melemah.
Model berfoto pada peluncuran Toyota New Agya, di Jakarta, Jumat (7/4)./Antara-Audy Alwi
Model berfoto pada peluncuran Toyota New Agya, di Jakarta, Jumat (7/4)./Antara-Audy Alwi

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Agya, satu dari dua mobil murah dan ramah lingkungan produksi Toyota, pada September 2017 menyentuh titik terendah penjualan sepanjang tahun ini menjadi hanya 1.496 unit. Pejabat Toyota bilang daya beli konsumen melemah.

Pada Agustus, berdasarkan data perusahaan, pengiriman Agya dari pabrik Toyota ke diler-dilernya mencapai 3.303 unit.

Tak hanya Agya, penjualan mobil mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) lainnya di bawah Astra International juga menurun. Tercatat, wholesales pada September hanya 13.109 unit atau turun 18,06% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 15.999 unit

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menjelaskan penurunan kali ini terjadi karena kehati-hatian perusahaan menjelang tutup tahun.

“Kami antisipasi kondisi ke depan. Daya beli low segment itu turun. Lalu kami lihat perkembangan NPL [kredit macet] juga belum membaik,” kata Soerjo kepada Bisnis, Selasa (17/10).

Kenaikan NPL berakibat pada banyaknya pengajuan kredit yang ditolak oleh perusahaan pembiayaan. Hal ini pun berdampak pada mobil dengan harga sekitar Rp200 juta ke bawah.

Penolakan pengajuan kredit paling banyak terjadi pada kelas konsumen LCGC. “Penolakan flutuatif, bisa sekitar 30%—60% dari total permintaan LCGC,” ujarnya

Soerjo menjelaskan hal ini terjadi karena banyak konsumen di kelas tersebut belum memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi persyaratan dari perusahaan pembiayaan.

Satu di antaranya ada yang uji coba peruntungan untuk menggunakan mobil tersebut menjadi taksi dalam jaringan. Sementara itu bisnis tersebut tidak lagi memberikan keuntungan signifikan kepada penggunannya.

“Kami lihat kondisi seperti itu, jangan sampai segmen LCGC kami kelebihan suplai. Kalau kelebihan yang terjadi harus banting-bantingan harga di pasar,” kata Soerjo.

Sebab, menjelang akhir tahun biasanya diler akan menghabiskan seluruh produk yang masuk sepanjang tahun tersebut. Penjualan mobil baru sangat dipengaruhi oleh kode VIN (vehicle identification number) yang dipasang berdasarkan tahun produksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper