Bisnis.com, TANGERANG– PT Michelin Indonesia mengincar semua segmen kendaraan bermotor di dalam negeri. Saat ini perusahaan fokus mengenalkan dan membangun citra perusahaan.
Presiden Direktur Michelin Indonesia Frederick Mueller mengatakan negara dengan populasi penduduk lebih dari 250 juta jiwa sangat potensial bagi industri otomotif dan pendukungnya. Michelin berupaya hadir dalam seluruh segmen kendaraan bermotor, mulai dari roda dua, penumpang, dan niaga.
“Kami incar semua segmen otomotif di Indonesia. Kami melihat masa depan yang cerah di sini,” katanya di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (17/10).
Tanpa menyebutkan angka, Mueller mengatakan Michelin tumbuh setiap tahun di Indonesia. Beberapa kondisi eksternal sempat menjadi tantangan. Satu di antaranya adalah regulasi pemerintah mengenai pembatasan ban impor . Namun, sejauh ini dia mengklaim perusahaan berhasil beradaptasi.
“Bagi kami yang paling penting untuk melakukan bisnis di suatu negara adalah mengikuti aturan di negara tersebut,” katanya.
Mueller menambahkan bahwa target selanjutnya untuk Indonesia adalah terus tumbuh. Perusahaan berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan bisnis di Indonesia.
Regional Marketing Director PT Michelin Indonesia Putu Swaditya Yudha mengatakan bahwa saat ini kelengkapan produk adalah kunci melakukan bisnis di Indonesia. Tren pasar menunjukkan pertumbuhan di kelas mobil murah ramah lingkungan (LCGC).
Sejak hadir sekitar 4 tahun lalu, volume penjualan LCGC saat ini sudah hampir menyamai mobil kecil serbaguna (LMPV). Padahal telah sejak lama LMPV merupakan penguasa pasar di pasar otomotif dalam negeri.
“Kami mengincar lebih banyak konsumen. Secara performa kami coba berikan yang lebih baik untuk segmen LCGC,” kata Yuda.
Selain itu menjadi pemasok suku cadang asli ke pabrikan (OEM) juga menjadi lahan menjanjikan. Saat ini Honda sudah berkerja sama untuk beberapa produk yang dipasarkan di Indonesia.
Menurut Pusat Data dan Bisnis Indonesia, saat ini rasio kepemilikan kendaraan di dalam negeri masih 87 unit per 1.000 orang. Penambahan 1 unit per 1.000 orang akan menambah volume sebanyak 250.000 unit.
Dibandingkan dengan negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Thailand, angka tersebut masih terpaut jauh. Perbandingan kepemilikan mobil di negara tersebut sudah mencapai 200 unit per 1.000 orang. Sebab itu Indonesia dilihat sebagai pasar potensial bagi para produsen otomotif dan industri pendukungnya.