Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan produksi kendaraan bermotor yang dialami Thailand harus dimanfaatkan Indonesia. Caranya, produsen harus meningkatkan laju ekspor sehingga mengerek volume produksi.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menjelaskan besarnya volume produksi di Thailand disebabkan oleh besarnya ekspor yang dilakukan oleh prinsipal dari negara tersebut.
"Thailand itu pasar domestiknya sangat kecil. Dia tertolong oleh ekspor, kita bisa menang kalau ekspor juga digenjot," katanya kepada Bisnis, Selasa (30/5/2017).
Mayoritas perusahaan otomotif global memang menjadikan Thailand sebagai basis produksi untuk pasar ekspor, minimal untuk kawasan Asia Tenggara. Inilah yang menyebabkan volume produksi di negara tersebut sangat tinggi.
Adapun Indonesia, dari sisi ekspor terbilang masih cukup kecil. Meskipun terus meningkat, namun secara rata-rata volume ekspor tahunan hanya 200.000 unit. Dari sisi distribusi, Indonesia masih memaksimalkan penjualan untuk pasar domestik.
Rata-rata penjualan tahunan di Tanah Air berkisar antara 1 juta unit dan diprediksi akan mencapai 1,1 juta unit pada akhir tahun nanti. "Kalau untuk pasar domestik Indonesia masih yang terbesar. Thailand masih kalah," ujar Yohannes.
Tahun ini, pasar otomotif dalam negeri diyakini akan semakin menggeliat. Total penjualan pada empat bulan pertama tahun ini sebanyak 373.407 unit. Capaian tersebut naik sebesar 6,05% dibandingkan torehan pada periode Januari-April tahun lalu yang tercatat sebanyak 352.072 unit.
Dia meyakini, target yang dipatok oleh asosiasi yakni penjualan sebanyak 1,1 juta unit akan terealisasi. Apalagi secara kondisi ekonomi dan daya beli telah menunjukkan perbaikan.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian menargetkan produksi kendaraan roda empat dan lebih mencapai 2,5 juta unit pada 2020. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam sebuah kesempatan mengatakan selain pasar yang diyakini akan berkembang, pemerintah juga fokus menarik investor untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Adapun untuk ekspor, Airlangga menargetkan sebesar 20% dari total produksi tersebut. Dari sisi produk, pemerintah akan berusaha untuk membuka akses pasar global bagi produk low cost green car (LCGC). "Kami akan membuka pasar, dan kemungkinan LCGC akan bersaing di sana," katanya.
Produksi mobil sepanjang tahun ini diprediksi akan menyentuh angka 1,4 juta unit, naik sekitar 21,73% dari capaian pada tahun lalu yang sebanyak 1,15 juta unit. Selain karena proyeksi pasar yang mengalami perbaikan, peningkatan produksi itu juga ditunjang oleh naiknya kapasitas yang ada.
Dari catatan Gaikindo, total kapasitas produksi industri roda empat dan lebih di Tanah Air akan meningkat menjadi 2,06 juta unit. Adapun tahun lalu, kapasitas produksi masih sebanyak 1,9 juta unit.
Ada dua pabrik baru yang akan beroperasi pada tahun ini, yakni pabrik Mitsubishi Motors Corp di kawasan Bekasi, serta pabrik milik Saic General Motors Wuling (SGMW) yang juga di kawasan Bekasi. Kedua pabrik itu masing-masing memiliki fasilitas produksi sebanyak 160.000 unit per tahun.