Bisnis.com, JAKARRTA - Proyek mobil otonom yang juga tengah dikembangkan oleh perusahaan penyedia jasa transportasi, Uber Technologies Inc., berdampak pada layangan gugatan dari Waymo yang merupakan lini bisnis dari anak perusahaan Google, Alphabet Inc., terhadap Anthony Levandowski atas dugaan pencurian kekayaan intelektual yang berharga milik perusahaan pasca dirinya keluar dari Google dan pindah ke Uber.
Di tahun 2013, Anthony Levandowski tercatat menjadi ‘bintang’ dalam proyek self-driving system yang dikembangkan oleh Google.
Gugatan tersebut berdasarkan pada serangkaian dugaan yang dilakukan Levandowski di hari-hari menjelang pengunduran dirinya dari Alphabet pada Januari 2016 silam dengan sejumlah bukti rekam jejak digital terkait penelurusan website, download serta akses ke eksternal drive.
Pihak Uber menyatakan bahwa gugatan Waymo tersebut tidak berdasar dan berencana untuk melakukan perlawanan secara hukum. “Kami sudah meninjau klaim dari pihak Waymo dan menyimpulkan bahwa hal tersebut merupakan upaya yang tidak berdasar untuk memperlambat pesaing dan kami akan menghadapi mereka dengan penuh semangat di pengadilan,” jelas seorang juru bicara Uber.
Kasus hukum tersebut semakin memperdalam keretakan antara kedua perusahaan tersebut yang kini telah menjadi ‘musuh’ dalam segmen pemetaan, teknologi otonom, serta jasa layanan perjalanan yang menjadi bisnis inti dari Uber.
Perjalanan karir Levandowski juga menjadi pemicu gugatan tersebut. Insinyur luar biasa tersebut memang telah menghabiskan masa karirnya untuk mewujudkan ‘mobil robot’. Saat berkuliah di University of California di Berkeley, Levandowski mulai menggeluti teknologi motor tanpa pengemudi (self-driving motorcycle) melalui DARPA Grand Challenge.
Bantahan Levandowski
Dia juga mendirikan 510 Systems, sebuah perusahaan di bidang robotik yang mengembangkan teknologi laser untuk kendaraan otonom yang kemudian berhasil memproduksi mobil pizza dengan teknologi self-driving system.
Selanjutnya, mulai bekerja di Google pada 2007 di divisi Street View yang bertugas untuk membangun perangkat keras pemetaan untuk dapat dipasang ke dalam kendaraan.
Beberapa tahun kemudian, terungkap bahwa Levandowski menjalankan perusahaan startup baru miliknya, Otto, saat bekerja di Google yang kemudian pada Agustus lalu telah diakuisisi oleh pihak Uber senilai US$680 juta.
Melalui gugatannya, Waymo menyatakan bahwa Levandowski telah meng-install sejumlah perangkat khusus ke dalam laptop kantor miliknya dan pada Desember 2015 telah mengunduh 14 ribu file rahasia terkait teknologi LIDAR.
Namun, Levandowski membantah tuduhan tersebut kepada pihak Forbes tahun lalu. “Kami tidak mencuri apapun dari Google. Hanya ingin memperjelas. Kami membangun segala sesuatu dari awal dan kami memiliki semua logaritmanya untuk membuat semuanya menjadi sangat jelas,” ungkap Levandowski.