Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGEMBANGAN MOLINA: Mobil Listrik Kurang ‘Setrum’

Embrio industri mobil listrik cap lokal sesungguhnya telah muncul seiring kesuksesan berbagai penelitian dan pengembangannya di beberapa perguruan tinggi.
Mobil listrik PLN melintas di kawasan Museum Listrik dan Energi Baru PLN, TMII, Jakarta Timur, Selasa (24/2). Mobil listrik dari PLN yang bernama Evina ini merupakan produksi dalam negeri pada tahun 2013 dengan menggunakan sistem transmisi otomatis (matic) dengan jarak tempuh 165 km untuk sekali mengisi baterai (charging). /Bisnis.com
Mobil listrik PLN melintas di kawasan Museum Listrik dan Energi Baru PLN, TMII, Jakarta Timur, Selasa (24/2). Mobil listrik dari PLN yang bernama Evina ini merupakan produksi dalam negeri pada tahun 2013 dengan menggunakan sistem transmisi otomatis (matic) dengan jarak tempuh 165 km untuk sekali mengisi baterai (charging). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Embrio industri mobil listrik cap lokal sesungguhnya telah muncul seiring kesuksesan berbagai penelitian dan pengembangannya di beberapa perguruan tinggi.

Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) terbilang cukup gigih mengibarkan bendera mobil listrik nasional (Molina). Di bawah binaan Muhamad Nur Yuniarto, masyarakat kampus mulai ‘turun gunung’, menggeluti persoalan yang tengah dihadapi keseharian, yakni polusi dan pemborosan energi fosil.

Melalui laboratorium fakultas yang kini diubah sebagai pusat penelitian kendaraan, Tim ITS merancang mobil masa depan berenergi listrik. Mobil itu disematkan nama Ezzy.

Dengan membesut Ezzy, sekarang ini nama Muhamad Nur pun populer. Apalagi pada Mei 2014, Ezzy sempat melakoni debut jalanan dengan menempuh jarak dari Jakarta hingga Surabaya.

Waktu tempuh selama 4 hari melalui rute selatan diisi dengan berbagai seremoni di kota-kota yang disinggahi. “Waktu pengisian baterai 4 jam,” ujar Nur.

Bagi Nur, karya mobil listrik tersebut mencerminkan kemampuan untuk melokalisasi industri otomotif dalam waktu mendatang. Apalagi, tren global saat ini memang mengarah ke pada produk yang ramah lingkungan seperti mobil atau motor tenaga listrik.

Ezzy tak sendiri, terdapat beberapa produk Molina dari beberapa perguruan tinggi, seperti Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Indonesia yang siap bersolek di depan publik.

Semua penelitian tersebut diongkosi anggaran negara melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti). Tiap tahun, untuk penelitian tim ITS, anggaran penelitian untuk mengembangkan kendaraan listrik tersebut mencapai Rp20 miliar hingga Rp25 miliar.

Terlebih, tim ITS juga akan memamerkan sepeda motor listrik yang rencananya menjalani pabrikasi pada 2017. PT Garansindo Inter Global kepincut untuk menyokong hasil penelitian ITS tersebut.

Dari hasil pengembangan terakhir, motor listrik tersebut akan menggendong baterai berkekuatan 7 kwh atau setara 110 cc. Dengan besaran tenaga itu, motor listrik tersebut bisa dipacu dengan kecepatan maksimal 100 km per jam, dengan kekuatan tempuh 180 km untuk sekali pengisian baterai.

Nilai lebih selaku produk ramah lingkungan juga tergambarkan dengan efisiensi tenaga hingga 90% baik sepeda motor listrik maupun mobil. Khusus mobil listrik, Nur menjamin bisa menekan angka penggunaan bahan bakar secara drastis.

Ketua Asosiasi Pengembang Kendaraan Listrik Bermerek Nasional Sukotjo Herupramono mengungkapkan hal senada. Dia mencontohkan produk yang dibesut perusahaannya, yakni PT Great Asia Link yang memproduksi mobil listrik bermerek Elvi.

Bertolak pada fakta banyaknya karya anak bangsa berupa kendaraan listrik tersebut, Sukotjo menilai pemerintah perlu turun tangan. Menurutnya, sejauh ini hasil penelitian tersebut terkesan sia-sia jika tidak ada industri yang menyerap.

Apalagi, saat ini terdapat target dari Dewan Energi Nasional yang menginginkan 10% dari pasar kendaraan roda empat pada 2025 merupakan mobil listrik. “Jadi kami juga ingin pasar yang dilindungi, produk asing boleh datang tapi kami selaku produsen lokal diberikan tempat.”

Saat ini mobil listrik Elvi telah mengantongi Surat Uji Tipe Kendaraan dari Kementerian Perhubungan. Jadi, itu menjadi kesempatan terbuka bagi produsen mobil listrik lokal.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan kementerian tengah mengkaji kebijakan yang bisa mendorong industri mobil listrik tersebut. “Makanya kami kumpulkan para pelaku dan akademisinya,” tukas Putu.

Di sisi lain, dia mengamini peluang pemasaran mobil listrik dalam waktu mendatang cukup potensial. “Pasar dalam negeri kita cukup besar,” katanya. Uluran tangan pemerintah kemungkinan meliputi insentif karena dari sisi produksi mobil listrik tersebut amat mahal.

MASA DEPAN

Di sisi lain, baik Nur maupun Sukotjo belum banyak berharap kendaraan listrik akan populer dalam waktu dekat. Keduanya menyadari saat ini penggunaan mobil listrik masih terbelenggu dengan persoalan infrastruktur pengisian baterai dan persoalan teknis daur ulang. “Bisa jadi 2 dekade mendatang baru bisa,” ucap Nur.

Selain itu, guna menyambung kehidupan penelitian kendaraan, Nur telah membangun perusahaan yang menciptakan desain kendaraan listrik dan komponen otomotif. Perusahaan dengan nama IQ Tech itu berperan menciptakan penelitian yang bisa digunakan secara komersial.

“Seperti engine control unit [ECU] kami sudah digunakan Daytona [produsen asal Jepang] sejak 2013,” katanya.

Selain itu, IQ Tech pun telah menciptakan mesin engine diagnostic yang telah dijajakan kepada bengkelbengkel nonresmi. Dengan produk tersebut, ITS patut berbangga. “Karena di industri, produk kami sudah bisa diterima dan diuji,” kata Nur. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Selasa (1/3/2016)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler