Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Sedan di Indonesia Bakal Bertahan

Penjualan sedan kian tergerus karena model mobil tersebut di Indonesia kurang diminati, selain karena harganya lebih mahal dibandingkan dengan segmen lain. Namun, beberapa agen pemegang merek tetap bertahan menghadirkannya di Tanah Air, karena sedan diklaim penuh gengsi.
Beberapa agen pemegang merek tetap bertahan menghadirka sedan di  Tanah Air, karena sedan diklaim penuh gengsi./JIBI
Beberapa agen pemegang merek tetap bertahan menghadirka sedan di Tanah Air, karena sedan diklaim penuh gengsi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan sedan kian tergerus karena model mobil tersebut di Indonesia kurang diminati, selain karena harganya lebih mahal dibandingkan dengan segmen lain. Namun, beberapa agen pemegang merek tetap bertahan menghadirkannya di pasar Tanah Air, karena sedan diklaim penuh gengsi.

Di Indonesia, sedan kalah pamor dengan segmen macam multi purpose vehicle (MPV), atau sport utility vehicle (SUV). Sebabnya, daya tampung penumpang sedan lebih sedikit ketimbang kedua model tersebut.

Di sisi lain, sedan pun tidak seserbaguna SUV dan MPV dalam hal daya angkut. Selain itu, SUV dan MPV dinilai lebih tangguh dalam mengarungi medan jalan yang kurang mulus.

Harga sedan pun relatif lebih mahal karena dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2013 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM, pajak terendah sebesar 30% untuk sedan dengan kapasitas mesin 1.500 cc ke bawah.

Padahal segmen lain dengan kapasitas dapur pacu di bawah 3.000 cc dikenai pajak di bawah 30%. Meski demikian, sedan melambangkan prestise. Segmen ini dipertahankan agen pemegang merek (APM), untuk menyasar konsumen golongan menengah ke atas yang tergiur dengan stigma mewah dan kenyamanan khas sedan.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar sedan pada periode Januari-Mei 2015 hanya 8.427 unit. Jumlah tersebut pun ditunjang dengan penjualan taksi sebanyak 2.123 unit.

Total penjualan sedan tersebut menurun cukup besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 11.054 unit. Pada periode tersebut kontribusi taksi tercatat sebanyak 4.137 unit.

Sepanjang 2014, segmen sedan terjual hanya 22.197 unit. Raihan penjualan itu menurun cukup drastis jika dibandingkan dengan penjualan pada 2013 yang mencapai 34.639 unit.

Salah satu pabrikaan yang mempertahankan segmen sedan adalah PT Honda Prospect Motor (HPM). Bahkan, bulan lalu Honda baru meluncurkan Accord, andalannya di kelas sedan medium.

Saat ini Honda bisa dikatakan menjadi salah satu pemain dominan di segmen ini. Pada periode Januari-Mei 2015 penjualan sedan Honda mencapai 2.018 unit.

Jumlah itu menanjak drastis dari capaian pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.384 unit. Pada 2014, jumlah penjualan sedan Honda mencapai 3.127 unit. Honda pun menjadi merek dengan pemain di empat segmen sedan yang berbeda.

Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT HPM Jonfis Fandy menilai, saat ini pasar sedan semakin terjepit segmen lain. Kontribusinya terhadap total pasar mobil hanya di kisaran 1%-2%.

Di kelas mobil lima penumpang sedan mendapatkan tantangan seperti dari segmen hatchback dan city car dengan harga relatif lebih murah. Baru-baru ini di kelas lima penumpang hadir pula segmen cross over yang semakin mengganggu laju sedan.

HPM sendiri mempunyai HR-V yang dari segi ketangguhan melebihi sedan. Segmen-segmen tersebut lebih digandrungi kaum muda dengan tingkat ekonomi yang sudah mapan.

“Sedan kami tak memiliki target hanya disesuaikan permintaan pasar dan memang sedan kami impor karena pasarnya kecil dan sedan semakin terjepit segmen lain,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/6).  

Karena stigma prestisius pada sedan, pabrikan mobil mewah seperti Mercedes Benz dan BMW bahkan menjadikan sedan sebagai tulang punggung penjualan. Dari informasi yang dihimpun Bisnis, tahun ini BMW masih mengandalkan volume penjualan pada sedan BMW 3 Series.

Merujuk data resmi yang dikeluarkan BMW Indonesia, tahun lalu pabrikan asal Jerman itu berhasil melego hingga 2.547 unit kendaraan. Dari jumlah tersebut BMW Seri 3 berhasil mendulang penjualan hingga 1.192 unit.

Hasil penjualan BMW Seri 3 tersebut diklaim BMW Indonesia bertumbuh dari tahun sebelumnya sekitar 31%. Gaikindo mencatat, pada 2013 penjualan BMW Seri 3 mencapai 918 unit dari total penjualan BMW Indonesia sebanyak 2.460 unit.

“Tahun ini kontribusi BMW Seri 3 diperkirakan hingga 60% dari total penjualan,” kata Jodie O’tania, Head of Corporate Communications BMW Group Indonesia.

Menurut dia, meski tahun ini pihaknya berencana akan meluncurkan banyak produk baru, tetapi hal tersebut tidak akan menggeser kontribusi BMW Seri 3 dari penjualan terbanyak. Pada periode Januari-Mei Gaikindo mencatat penjualan BMW mencapai 961 unit dengan kontribusi Seri 3 sebanyak 443 unit.

Sedangkan untuk Mercedes Benz, kontribusi penjualan terbesar disumbangkan seri C dan E yang merupakan segmen sedan. Meski demikian, Deputy Director Sales PT Mercedes Benz Indonesia (MBI) Donald Rachmat enggan menyebut besaran persentasenya.

Akan tetapi dia mengatakan, seri C dan E cukup diminati karena rentang harganya cukup mewakili mayoritas konsumen mobil premium dalam negeri. Gaikindo mencatat, pada Januari-Mei tahun ini MBI membukukan penjualan sebanyak 1.482 unit. Dari jumlah itu, C Class menyumbangkan 670 unit dan E Class sebanyak 274 unit.

Pabrikan Jepang lainnya yang bertahan dengan sedan adalah Mazda. Pada April lalu PT Mazda Motor Indonesia (MMI) menyegarkan produk andalannya di segmen sedan dengan meluncurkan New Mazda 6.

Senior Marketing Manager PT MMI Astrid Ariani Wijana mengamini jika pasar sedan memang kecil. Akan tetapi, dia mengklaim pasar Mazda 6 cenderung stabil. Sehingga MMI tak ragu menghadirkan penyegaran Mazda 6 di tengah pasar otomotif Tanah Air.

“Karena memang produk andalan kami ini pasarnya cenderung stabil,” ujarnya.

Tahun ini target penjualan New Mazda 6 hanya 10 unit per bulan. Berkaca pada tahun lalu, total penjualan Mazda 6 mencapai 277 unit. Pada periode Januari-Mei 2015 penjualan Mazda 6 tercatat sebanyak 133 unit, sedangkan periode yang sama tahun lalu mencapai 229 unit.

Berhenti Pasarkan Sedan

Tergerusnya pasar sedan membuat beberapa APM yang pernah terjun di segmen tersebut berpikir ulang untuk kembali memasarkannya. Dari sekian banyak APM yang seolah kapok dengan pasar sedan adalah PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB).

Gaikindo mencatat, sejak 1991 KTB sudah memasarkan Mitsubishi Lancer di segmen small sedan, dan Mitsubishi Galant di kelas medium sedan. Rata-rata penjualan Lancer per tahun dari 1991 hingga 1997 mencapai 1.905 unit.

Pada 1998 hingga 2013, Lancer terjual rata-rata 413 unit per tahun. Memasuki 2014, Gaikindo tidak menulis laporan terkait penjualan Lancer dari Mitsubishi. 

Sedangkan Galant, dari 1991 hingga pada 2000 rata-rata penjualan per tahun mencapai 1.087 unit. Sejak 2001 hingga 2004 rerata penjualannya hanya sekitar  243 unit per tahun. Sejak 2004, Galant tidak lagi dipasarkan.

Group Head MMC Sales Group PT KTB Imam Choeru Cahya mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana untuk terjun kembali ke segmen sedan. Dia mengamini pasar sedan yang menurun karena karakteristik segmen tersebut kurang disukai konsumen.

 “Dilihat dari data penjualan sedan menurun terus, kami konsentrasi ke pasar yang volumenya cukup tinggi deperti SUV dan MPV. Kami belum ada rencana kembali memasarkan sedan,” katanya kepada Bisnis dalam kesempatan berbeda.

Pun demikian dengan Suzuki. Pada 1991 hingga 2011 pabrikan asal Jepang itu pernah memasarkan Forsa/Baleno di segmen mini sedan. Penjualannya pada periode 1991 hingga 2004 cukup moncer dengan rata-rata penjualan per tahun mencapai 3.441 unit.

Puncak keemasan sedan Suzuki diraih pada 1997 dan 2000 dengan memasarkan Forsa/Baleno mencapai 11.224 unit dan 7.658 unit. Dari 2005 hingga 2011, penjualan rata-rata mini sedan Suzuki hanya 573 unit per tahun.

Davy J. Tuilan, 4W Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengamini Imam, jika karena selain harga sedan kurang laris akibat karakteristiknya. Menurutnya, sedan bukan pilihan utama konsumen mobil di Indonesia, yang cenderung menyukai MPV dan SUV.

“Sedan itu mobil prestisuis digunakan sedikit orang seperti pejabat kantoran sehingga pasarnya sedikit dan kami saat ini belum berencana kembali ke pasar sedan,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper