Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR MOTOR: Kawasaki Turunkan Target Penjualan 2015

PT Kawasaki Motor Indonesia merevisi target yang dipatok tahun ini sekitar 157.000 unit menjadi sekitar 117.000 unit
 Kawasaki./
Kawasaki./

Bisnis.com, JAKARTA— PT Kawasaki Motor Indonesia merevisi target yang dipatok tahun ini sekitar 157.000 unit menjadi sekitar 117.000 unit.

 Deputy Head Sales Promotion Department PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) Michael Chandra Tanadhi mengatakan langkah tersebut diambil karena total pasar sepeda motor hingga April lalu masih merosot.Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, total penjualan sepeda motor periode Januari-April hanya 2,18 juta unit sedangkan periode yang sama tahun lalu mencapai 2,71 juta unit.

Di sisi lain, menurut Michael pihaknya pun mengikuti langkah Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang merevisi target total penjualan tahun ini dari sekitar 8 juta unit menjadi 6,8 juta unit hingga 7 juta unit.

 Total pasar yang menurun dan revisi target yang diambil AISI tampaknya mengubah prediksi pasar KMI. Padahal penjualan Kawasaki pada empat bulan pertama tahun ini mencapai 51.418 unit. Jumlah itu naik sekitar 7,8% dari kurun waktu yang sama tahun lalu sebanyak 47.702 unit.

“Ada revisi target karena AISI sudah mengubah, kami meeting dengan main dealer revisi target juga sampai minus sekitar 24% menjadi 117.000 unit,” katanya, Minggu (31/5).

Menurut Michael, meski pasar Kawasaki hingga April berbanding terbalik dengan total pasar, pihaknya harus menerima kenyataan bahwa di sisa tahun ini ada kemungkinan daya beli masyarakat kembali menurun. Mengingat nilai tukar rupiah tidak kunjung stabil, sedangkan mayoritas produk belum sepenuhnya lokal.

Di sisi lain, saat daya beli tidak kembali naik pihaknya khawatir stok di diler akan menumpuk. Jika demikian Kawasaki enggan melakukan program diskon untuk menggenjot penjualan.

“Jadi kami tidak mau jor-joran barang di pasar tapi daya beli menurun sampai terjadi diskon besar-besaran. Nanti second hand value-nya rusak itu yang kami paling anti,” ujarnya.

Di sisi lain, Kawasaki pun waspada dengan Aturan pajak penghasilan (PPh) barang mewah dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.90/PMK.03/2015 tentang Perubahan Atas PMK No.253/PMK.03/2008 tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli Atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah.

Michael mengamini, dalam peraturan tersebut sepeda motor dengan harga Rp300 juta ke atas atau dengan kapasitas mesin 250 cc atau lebih dikenai PPH sebesar 5%. Menurut dia, saat ini ada lima varian sepeda motor Kawasaki 250 cc dengan harga di bawah Rp200 juta dari total 12 line up big bike yang dipasarkan di Indonesia.

Analisis dia, sepeda motor besar yang memiliki segmen konsumen dengan harga di bawah Rp200 juta lebih rentan terhadap regulasi tersebut. Bahkan Kawasaki sudah memperkirakan penjualan lima line up tersebut akan menurun 20%.

“Yang 200 juta ke bawah pasar akan terkoreksi. Cukup lumayan penurunannya bisa sekitar 20%,” ujarnya.

Penjualan big bike Kawasaki dalam setahun ada di kisaran 1.500–2000 unit. Meski demikian dia optimistis penurunan penjualan karena kenaikan PPH hanya terjadi sementara karena motor besar menyasar pasar kalangan pehobi.

Michael bahkan memprediksi dampaknya berlangsung tiga bulan, dan akan naik kembali bertahap. Dia pun mengakui saat ini Kawasaki sudah mengatrol harga sebesar 5% terkait regulasi tersebut.

“Rata-rata motor kami yang Rp150 jutaan naik Rp6 juta hingga Rp7 jutaan, kalau Rp200 juta ya sekitar hampir Rp10 jutaan. Di atas itu tinggal dikalikan saja,” tuturnya.

Untuk mengatrol penjualan, strategi Kawasaki adalah meluncurkan produk baru. Dari awal tahun ini hingga akhir pekan lalu pabrikan asal Jepang tersebut sudah meluncurkan delapan unit sepeda motor baru.

Yang terakhir adalah varian sepeda motor trail KLX 150 yang ditargetkan terjual 4.000 unit per bulan sekaligus menjadi salah satu tulang punggung penjualan KMI tahun ini. Michael menambahkan, masih ada dua jenis sepeda motor yang akan diluncurkan pada 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper