Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Michelin Jajaki Potensi Bisnis Ban Vulkanisir

Produsen ban PT Michelin Indonesia menyatakan masih menjajaki potensi bisnis ban vulkanisir dan pengolahan ban bekas di Indonesia menyusul permintaan dari Kementerian Perindustrian pada pekan lalu.
Country Director Michelin Indonesia Jean Charles Simon (kanan) di sela-sela peluncuranan ban Michelin X Multi Z dan Agilis CLT, di Surabaya, Senin (18/5/2015)./Bisnis-Peni Widarti
Country Director Michelin Indonesia Jean Charles Simon (kanan) di sela-sela peluncuranan ban Michelin X Multi Z dan Agilis CLT, di Surabaya, Senin (18/5/2015)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA - Produsen ban PT Michelin Indonesia menyatakan masih menjajaki potensi bisnis ban vulkanisir dan pengolahan ban bekas di Indonesia menyusul permintaan dari Kementerian Perindustrian pada pekan lalu.

Country Director Michelin Indonesia Jean Charles Simon mengatakan Michelin sudah memiliki pengalaman dalam menjalankan bisnis ban vulkanisir di Thailand.

Bisnis ban vulkanisir tersebut dikhususkan untuk ban pesawat terbang mengingat jangka waktu penggunaan ban pesawat yang terbilang pendek, sedangkan pengolahan ban bekas dimanfaatkan untuk bahan infrastruktur jalan.

"Kami memang punya spesialisasi di bisnis ban vulkanisir tetapi kami masih akan jajaki dulu seperti apa pasar di Indonesia terhadap ban ini, termasuk terhadap isu lingkungan akibat banyaknya ban bekas yang terbuang begitu saja," katanya di sela-sela Peluncuran Ban Michelin X Multi Z dan Agilis CLT, Senin (18/5/2015).

Jean menambahkan meski masih menjajaki potensi bisnis tersebut, Michelin memastikan bakal terus berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia, salah satunya menjalin kerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk membangun pabrik synthetic rubber berkapasitas 120.000 ton/tahun di Cilegon.

Keberadaan pabrik bahan baku ban tersebut diyakini dapat menyerap karet alam yang ada di Indonesia. Selama ini produksi ban masih menggunakan sekitar 33% bahan baku lokal sedangkan sisanya masih impor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper