Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepeda Motor Premium: Kinerja Ducati Masih Lesu

Kinerja penjualan Ducati Indonesia hingga April masih lesu, jumlahnya hanya menapak jdi bawah 50 unit, sehingga total pasar 2015 diperkirakan sulit melebihi atau menyamai raihan tahun lalu yang hampir mencapai 200 unit.
Ducati hypermotard/ducati.com
Ducati hypermotard/ducati.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja penjualan Ducati Indonesia hingga April masih lesu, jumlahnya hanya menapak jdi bawah 50 unit, sehingga total pasar 2015 diperkirakan sulit melebihi atau menyamai raihan tahun lalu yang hampir mencapai 200 unit.

Presiden Direktur PT Supermoto Indonesia Agustus Sani Nugroho selaku agen pemegang merek (APM) Ducati mengatakan, jumlah capaian hingga April 2015 itu lebih rendah dari raihan pada periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian dia tidak menyebut angka pasti penjualan sepeda motor premium tersebut pada empat bulan pertama tahun lalu. Dia mengakui pasar sepeda motor premium sejak tahun lalu cukup terjal. Hal itu dikarenakan pelambatan ekonomi dan naiknya PPnBM kendaraan hingga 125%.

Kondisi tersebut diperparah nilai tukar rupiah yang menembus Rp13.000 per US$1. Maklum saja, Ducati harus diimpor langsung dalam bentuk utuh (CBU) dari negara asalnya, Italia.

“Tahun ini penjualan kami tidak akan terlalu bagus karena ekonomi makro tidak kondusif, nilai tukar rupiah anjlok, karena itu mempengaruhi harga. Sehingga sulit untuk melebihi penjualan tahun lalu,” katanya kepada Bisnis, Kamis (7/5).

Menurut dia, akibat hal itu konsumen cenderung menahan pembelian. Dia menyebutkan saat ini kisaran harga Ducati di Indonesia Rp300 juta hingga Rp1,5 miliar.

Di sisi lain dia mengamini anggapan jika konsumen sepeda motor dengan harga Rp500 juta ke atas cenderung tidak terpengaruh kondisi ekonomi yang melambat atau harga yang membengkak.

Namun lanjut dia, konsumen dengan daya beli di kisaran harga tersebut lebih kecil ketimbang pembeli Ducati di segmen low entry dengan harga di bawah Rp500 juta.

Konsumen memosisikan kendaraan macam Ducati sebagai kebutuhan tersier.

Sepeda motor besar merupakan hobi bagi pemiliknya. Sehingga saat harga menjadi tinggi konsumen akan cenderung menggeser kebutuhan tersebut.

“Memang konsumen premium dengan harga lebih dari Rp500 juta tidak terpengaruh, tapi sebagai penjual yang diinginkan adalah volume. Ini sebagai barang hobi secara psikologis saat ekonomi turun konsumen jaga keuangan sehingga kebutuhan tersier tergeser,” ujarnya.

Dia meneruskan, saat ini Ducati Indonesia memasarkan enam model sepeda motor yang berbeda. Dari jumlah tersebut model Diavel dipasarkan dalam tiga varian, Hypermotard tiga varian, Monster 10 varian, Multistrada tiga varian, Streetfighter satu varian, dan model Superbike empat varian.

Dari semua jenis Ducati tersebut, yang paling digandrungi adalah beberapa varian Monster yang memang harganya paling rendah dengan kontribusi mencapai 40%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper