Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan arah otomotif dunia yang mulai merambah desain mobil berjenis hybrid dalam kurun beberapa tahun terakhir, membuat perusahaan otomotif multinasional, Hyundai Motor Company tak ingin ketinggalan dari para kompetitornya.
Tepat pada tanggal 12 Januari 2015 di pameran mobil terbesar di Amerika Serikat, yaitu North American International Auto Show (NAIAS), Hyundai resmi memperkenalkan Sonata Plug-in Hybrid, sebagai Plug-in Hybrid Electric Vehicle(PHEV) pertamanya.
Diperkenalkan sebagai sedan ukuran menengah di kelas PHEV, Hyundai Sonata PHEV digadang-gadang mampu melaju dengan motor listrik hingga 35,4 Km. Catatan tersebut mampu diraih oleh Hyundai, berkat penggunaan baterai lithium polymer 9,8 kWh, yang mana ukurannya lima kali lebih besar dibandingkan baterai Sonata Hybrid reguler.
Seperti diketahui, penggunaan baterai lithium polymer 9,8 kWh, menjadikan mobil ini memliki predikat sebagai sedan ukuran menengah PHEV, yang mampu melaju dengan jarak paling jauh menggunakan motor listrik.
Namun, guna mengisi kembali baterai tersebut, tenaga pada motor listrik bertenaga 50 kW bisa diisi penuh kembali selama dua setengah jam di stasiun pengisian Level 2 240V. Adapun, untuk outlet standar 120V, baterai mobil ini memerlukan waktu lima jam saja.
Raihan tenaga yang 32% lebih besar dibandingkan motor listrik Hyundai Sonata reguler, serta dapat dipacu pada kecepatan tinggi dengan mengandalkan transmisi otomatis enam percepatan yang dilengkapi Transmission Mounted Electrical Device (TMED).
Hyundai Sonata PHEV juga dilengkapi dengan mesin 2,0 liter Nu 4 Silinder GDI yang mulai bekerja ketika tenaga pada baterai sudah habis. Mesin Nu memiliki tenaga maksimum 154 hp dengan torsi 190Nm.
Jika kedua penggerak tersebut (mesin dan motor listrik) diaktifkan secara bersamaaan, tenaga maksimum yang bisa diraih oleh Hyundai Sonata PHEV bisa mencapai 202 hp pada 6.000 rpm.
Berdasarkan pengujian internal, saat motor listrik bekerja, maka konsumsi BBM Sonata PHEV bisa mencapai 39,5 km/liter. Sementara itu, jika mesin bensin yang bekerja, konsumsi BBM dalam kota mencapai 16,15 km/liter, tol 18,3km/liter dan rute kombinasi (kota dan tol) 17km/liter.
Panel instrumen Sonata PHEV memiliki perbedaan dibanding milik Sonata Hybrid reguler, karena ada tambahan informasi tentang fungsi sistem PHEV. Indikator pengisian tenaga untuk motor listrik terletak di bagian atas dashboard sehingga mudah untuk dilihat status pengisian, bahkan dari luar mobil.
Melalui aplikasi Blue Link, pemilik mobil juga bisa mengatur waktu pengisian tenaga motor listrik melalui perangkat gadgetnya.
Peningkatan efisiensi konsumsi BBM pada Sonata PHEV juga berkat penyempurnaan aerodinamika desain eksterior yang lebih baik dibanding model Sonata hybrid reguler, dengan drag coefficient 0,24.
Sayangnya, Hyundai Sonata PHEV masih belum bisa mendarat di jalanan Indonesia. Pasalnya untuk mobil-mobi berjenis hybrid, pemerintah Indonesia belum memberikan kebijakan insentif kepada penggunanya.
“Saya rasa belum untuk pasar Indonesia. Karena belumada insentif dari pemerintah. Sehingga harga jualnya bisa sangat mahal,” kata Jongkie D. Sugiarto, Presiden Direktur Hyundai Mobil Indonesia, Minggu (5/4/2015).
Di sisi lain, peminat mobil berjenis ini di Indonesia dikatakan oleh Jongkie masih terbatas. Selain itu infrastrukur pendukung seperti stasiun pengisian listrik untuk baterai masih cukup sulit ditemui. Sehingga masih butuh beberapa waktu untuk mendaratkan mobil berjenis hybrid di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
