Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tata Siap Serbu Pasar Mobil dengan Angkutan Perdesaan

Wacana Kementerian Perindustrian mendorong produksi angkutan pedesaan disambut baik oleh Tata dengan berencana memasarkan lebih banyak kendaraan niaga di bawah 1.000 cc
GM Sales dan Marketing PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) Manoj Arora (kiri) menjelaskan kepada Presiden Komunitas Tangan di Atas (TDA) Fauzi Rachmanto, mobil Tata Super Ace pick up 1405 cc diesel, pada Pesta Wirausaha yang diselenggarakan TDA, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (14/5). Tata Super Ace merupakan pilihan baru transportasi bisnis komoditas industri kecil menengah. /ANTARA
GM Sales dan Marketing PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) Manoj Arora (kiri) menjelaskan kepada Presiden Komunitas Tangan di Atas (TDA) Fauzi Rachmanto, mobil Tata Super Ace pick up 1405 cc diesel, pada Pesta Wirausaha yang diselenggarakan TDA, di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (14/5). Tata Super Ace merupakan pilihan baru transportasi bisnis komoditas industri kecil menengah. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA—Wacana Kementerian Perindustrian mendorong produksi angkutan pedesaan disambut baik oleh Tata dengan berencana memasarkan lebih banyak kendaraan niaga di bawah 1.000 cc.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali membuka wacana untuk mendorong produsen mobil memproduksi kendaraan khusus angkutan perdesaan dan pertanian dimulai tahun ini.

Direktur Alat Transportasi Darat Kemenperin Soerjono mengatakan kepada Bisnis kendaraan tersebut berpeluang besar berbentuk pikap. Rencananya, proyek itu akan menelurkan mobil dengan kapasitas dapur pacu di bawah 1.000 cc.

Agar tak memberatkan konsumen pemerintah akan berusaha meminta produsen memasang banderol miring, sekitar Rp60 juta hingga Rp70 juta per unit. Menurut Presiden Direktur PT Tata Motors Indonesia Biswadev Sengupta, pihaknya jauh-jauh hari sudah siap akan hal itu.

Pabrikan India tersebut sudah mengembangkan produk sejenis di negara asalnya sejak lama. Bahkan Tata sudah mulai memasarkan produk yang dimaksud pemerintah itu di Indonesia pada tahun ini melalui pikap Ace EX2.

EX2 termasuk dalam ‘keluarga’ Ace sebagai line up kendaraan niaga ringan. EX2 dilengkapi mesin berkapasitas 700 cc dengan dua silinder. Kendaraan itu berbahan bakar disel dengan tingkat konsumsi 1 liter : 18 km. Harganya, masuk kisaran yang diperkirakan Soerjono yaitu Rp69 juta on the road Jakarta.

Peluang bisnis yang ditangkap Tata dari rencana pemerintah tersebut berdampak signifikan. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Januari-Februari 2015 penjualan Tata mencapai  201 unit dengan kontribusi Ace 152 unit dan sisanya kendaraan penumpang.

Sedangkan penjualan Tata pada periode yang sama tahun lalu hanya 60 unit dengan kontribusi Ace 38 unit serta sisanya adalah kendaraan penumpang. Untuk memperluas pasar kendaraan pedesaan  Tata pun tahun ini berencana meluncurkan pikap Zip dan kendaraan niaga non pikap Iris.

Dua kendaran tersebut pernah diperkenalkan di Tanah Air pada saat motor show 2013. Kedua kendaraan tersebut berkapasitas 500 cc dengan mesin satu silinder yang mengonsumsi 1 liter bahan bakar untuk 24-25 km. Harganya lebih murah dari EX2, tapi belum memiliki dibanderol resmi dalam rupiah.

“Dari pengalaman kami kendaraan untuk angkutan pedesaan itu harus rendah biaya perawatan, murah, irit dan kuat dipakai di infrastruktur yang buruk. Kami siap dengan produk tersebut,” katanya, Rabu (18/3).

Biswadev menambahkan, produknya akan cocok dengan masyarakat dan kondisi pedesaan Indonesia. Pasalnya, karakteristik konsumen dan kondisi infrastruktur di Indonesia diklaim tidak berbeda jauh dengan India yang sama-sama sebagai negara berkembang.

Oleh karena itu Public Relation Manager PT Tata Motors Indonesia Kiki Fajar Harianto mengatakan, tahun ini kontribusi penjualan Tata hingga 70% adalah kendaraan niaga. Dari persentase yang dominan itu sekitar 70%-nya diperkirakan sumbangsih angkutan pedesaan.

Dia pun optimistis penjualan Tata akan melesat pesat. Tapi untuk besaran targetnya enggan dia ungkapkan. Tata akan lebih berfokus pada pengembangan diler dan workshop khusus Ace, serta membesarkan brand.

Tahun ini pihaknya akan menambah diler resmi penjualan, suku cadang dan perawatan hingga 10 unit sehingga totalnya 25 diler. Untuk workshop tahun ini akan ditambah menjadi 75 unit dari 54 unit. Saat ini diler dan workshop difokuskan di Sumatera, Jawa dan Bali dan tahun depan akan dikembangkan ke Sulawesi atau Kalimantan secara bertahap.

Dia meyakini Tata akan bertumbuh di tengah pelambatan ekonomi tahun ini. “pasar kami kecil jadi belum terkena imbas pelambatan ekonomi. Kami pun tumbuh karena menyasar pasar baru yaitu angkutan pedesaan,” tuturnya.

Kiki mengatakan, Ace EX2 memang dikhususkan untuk pasar pedesaan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan oleh usaha kecil menengah (UKM). Dia mencontohkan, meski secara struktur adalah pikap, kendaraan tersebut bisa dibangun menjadi angkutan kota atau pun toko mobil.

Dia menambahkan, untuk menggenjot pasar setidaknya tahun ini Tata berencana meluncurkan delapan produk baru yang sebagian besar dihadirkan semester II/2015. Jika pasar terus meningkat dengan penjualan mencapai 500 unit untuk satu model kendaraan, tak mustahil Tata akan melakukan lokalisasi.

“Jika demikian lokalisasi akan bertahap dengan komponen after sales,” ujarnya.

Bahkan tidak menutup kemungkinan pabrikan asal India itu membangun pabrik jika tingkat penjualan sudah mencapai 30.000 unit dalam setahun.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper