Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Otomotif, Produksi Baterai Bertambah 3 Juta Unit

Kapasitas produksi baterai kendaraan bermotor tahun ini bertambah sekitar 3 juta unit, seiring dengan beroperasinya pabrik baru yang menyedot investasi mencapai Rp500 milyar bulan ini
Pabrik Mobil/Bisnis
Pabrik Mobil/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Kapasitas produksi baterai kendaraan bermotor tahun ini bertambah sekitar 3 juta unit, seiring dengan beroperasinya pabrik baru yang menyedot investasi mencapai Rp500 miliar bulan ini.

Pelaksana tugas Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan hal itu sebagai respons dari pertumbuhan populasi otomotif nasional.

Sebagai gambaran, Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia merilis, kendaraan yang masih beroperasi di Indonesia pada 2013 mencapai 104,21 juta unit. Jumlah itu naik sekitar 11% dari 2012 yang mencapai 94,29 juta unit. Populasi terbanyak masih disumbang oleh sepeda motor sekitar 86,25 juta unit.

Nomor urut kedua populasi terbesar adalah passanger car sekitar 10,54 juta unit. Sedangkan populasi kendaraan niaga seperti truk dan pikap tercatat 5,15 juta unit. Pada 2014 Gaikindo mencatat kendaraan yang berhasil terjual kepada konsumen mencapai 1,1 juta unit.

Pabrik milik PT Furukawa Indomobil Battery Manufacturing tersebut terletak di Bukit Indah, Cikampek. Di tahun pertama, pabrik tersebut akan memproduksi kebutuhan baterai nasional. Meski demikian Panggah tak menjabarkan perihal rencana ekspor ke depan.

“Untuk mobil sama motor, kapasitasnya tiga juta unit per tahun. Untuk Tahun pertama diperuntukan keperluan dalam negeri,” ujarnya Senin, (2/2).

Pabrik tersebut diperkirakan memproduksi baterai dengan tingkat kandungan komponen dalam negeri mencapai 80%. Panggah menambahkan, dengan pabrik tersebut diharapkan terjadi transfer teknologi dalam hal produksi komponen baterai kendaraan bermotor.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Iternational tbk Yusak Kertowidjojo enggan berkomentar banyak terkait akan dibukanya pabrik yang menjadi anak usaha perusahaannya tersebut. Dia baru akan menjelaskan semua perihal pabrik tersebut saat resmi dibuka pada 5 Februari nanti.

“Tanggal lima pembukaan pabrik kami jelaskan semua di Cikampek,” ujarnya.

Pabrik tersebut memiliki modal awal disetor mencapai Rp216 milyar. Sedangkan produk yang dihasilkan kelak akan dipasarkan oleh PT Furukawa Indomobil Battery Sales dengan modal awal disetor mencapai Rp11,4 milyar.

Konsumsi Berkurang

Di sisi lain, konsumsi baterai kendaraan bermotor secara original equipment manufacture selama tiga bulan terakhir diperkirakan berkurang sekitar 30%. Hal tersebut dikarenakan penurunan produksi baik sepeda motor maupun mobil.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Oktober 2014 produksi mobil nasional mencapai 117.386 unit. Bulan berikutnya turun menjadi 99.145 unit. Sedangkan pada Desember merosot kembali menjadi 88.216 unit.

Di sisi lain Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat, produksi sepeda motor nasional pada Oktober mencapai 692.969 unit. Bulan berikutnya turun menjadi 619.142 unit, dan pada Desember turun kembali menjadi 548.741 unit.

Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif (KIKO) Kosasih mengatakan, baterai kendaraan bermotor masuk ke dalam komponen fast moving. Penggunaanya dalam waktu berkala dan dipakai dalam waktu relatif cepat.

Oleh karena itu meski penggunaan bagi original equipment manufacture (OEM) berkurang, menurutnya hal itu tidak terjadi pada baterai kendaraan bermotor untuk penggunaan after market.

“Tapi konsumsi baterai after market masih positif. Setidaknya secara berkala tiga tahun sekali ganti tapi jumlah pasti datanya tidak ada itu bergantung kendaraan yang saat ini beredar,” katanya kepada Bisnis, Senin (2/2).

Menurut Kosasih, saat ini hampir 100% kebutuhan baterai kendaraan bermotor nasional terpenuhi oleh produksi dalam negeri. Jika ada impor angkanya tidak signifikan. Baterai impor biasanya digunakan kendaraan mewah yang yang jumlahnya tidak banyak.

“Hingga alat berat pun saat ini sudah menggunakan baterai produksi nasional. Baterai impor biasanya buat kendaraan tertentu seperti yang mewah karena pemiliknya tidak puas dengan baterai dalam negeri,” ujarnya.

Dia menambahkan, walaupun demikian, sekitar 60% lebih komponen pembuatan baterai kendaraan bermotor masih impor. Dia mencontohkan bahan yang masih diimpor seperti biji plastik serta bahan logam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper