Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MEA 2015: RI & Thailand Kerja Sama Hadapi Pesaing dari Kawasan Lain

Thailand siap mengeksekusi kerja sama riset dan pengembangan industri otomotif dengan Indonesia secara bilateral.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, BANGKOK - Thailand siap mengeksekusi kerja sama riset dan pengembangan industri otomotif dengan Indonesia secara bilateral.

Saat ini, pelaku industri negeri Gajah Putih masih menunggu respons dari pemerintah baru RI.

Presiden Thailand Automotive Institute (TAI) Vichai Jirathiyut mengungkapkan tantangan industri ini ke depan akan kian sengit dengan munculnya pesaing dari regional lain, seperti India dan Brasil.

Untuk itu, tuturnya, Indonesia dan Thailand yang sebentar lagi akan bersama-sama memasuki fase Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 perlu menindaklanjuti kerja sama yang sejauh ini hanya sebatas tukar-menukar informasi.

Kerja sama lanjut, kata Vichai, yang dapat dilakukan sangat untuk menambal kekurangan masing-masing negara yang pada akhirnya akan menambah daya saing kawasan.

Kedua negara yang diyakini bisa memimpin manufaktur otomotif Asean dalam menghadapi pasar global perlu meningkatkan level kerja Asean Automotive Federation (AAF).

"Produk unggulan kami seperti 1-ton truck dan pick-up, Indonesia SUV dan MPV. Jadi pasar Asean yang jumlahnya 600 juta bisa dibagi, tidak perlu khawatir," ujarnya, Kamis (30/10/2014).

TAI adalah lembaga yang berdiri di luar pemerintahan dan memiliki tugas untuk melakukan pengujian produk dan riset kebijakan secara independen.

Pembentukan TAI pada 1998 mengiringi transformasi Thailand dari negara berbasis agraris dan produk hasil alam menjadi manufaktur berbasis teknologi tinggi.

"Industri otomotif menyumbang 9-10% terhadap PDB nasional kami. Ekspor otomotif beserta komponen adalah penyumbang ekspor utama di Thailand, kedua baru elektronik," tambahnya.

Sampai 2013, TAI mencatat ada 1.700 usaha kecil dan menengah (UKM) Thailand yang menjadi pemasok lokal lebih dari 2.000 jenis komponen untuk 18 perakit yang memegang 20 merk.

Vichai menyebutkan kapasitas produksi maksimum Thailand dalam keadaan normal adalah 2,8 juta unit per tahun yang membuat Thailand menjadi pemimpin pasar di Asean.

Lebih-lebih, terangnya, angka itu akan segera meningkat 600.000 unit per tahun jika kajian tentang mobil ramah lingkungan (eco-car) dilancarkan.

Presiden Thai Auto-Part Manufacturers Association (TAPMA) Achana Limpaiton mengungkapkan pemerintah Thailand sangat ramah terhadap investor meski negerinya berulangkali mengalami gejolak politik.

Sejak sebelum pada 2000, lanjutnya, industri kecil dan menengah mendapat pembebasan pajak dan asistensi teknis dari pemerintah. Selain juga suku bunga bank sentral yang berada di level 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper