Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Utus 3 Menteri Jawab DPD Soal LCGC

Presiden SBY mengutus tiga menteri untuk menjawab 7 pertanyaan DPD terkait program mobil ramah lingkungan harga terjangkau (LCGC)n

Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutus tiga menteri untuk menjawab 7 pertanyaan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terkait program mobil ramah lingkungan harga terjangkau (LCGC). Mereka adalah Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, dan Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan.

“Kebijakan LCGC mempertimbangkan berbagai aspek baik pola persaingan, iklim perekonomian domestik, serta posisi Indonesia dalam kerangka kerja sama regional Asia Tenggara,” tutur Hatta di Jakarta, Selasa (19/11/2013).

DPD mempertanyakan pertimbangan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan LCGC, serta apa strategi yang akan ditempuh untuk mengendalikan pertumbuhan kepemilikan kendaraan baru. Pertanyaan lainnya menyoal implementasi 80% komponen LCGC dari dalam negeri.

Anggota dewan juga mengemukakan RI belum memiliki cetak biru pengembangan daya saing industri otomotif nasional. Selain itu, ditanyakan soal kebijakan khusus dari Presiden di bidang infrastruktur dan moda transportasi sesuai kebutuhan masing-masing daerah.

Salah satu poin dalam penjelasan Hatta atas sejumlah pertanyaan tersebut bahwa program LCGC diutamakan untuk mengantisipasi persaingan pasar bebas di kawasan Asean dan global mulai 2015. Jika LCGC tak diterapkan, imbuhnya, maka kebutuhan masyarakat atas segmen kendaraan seperti LCGC akan dipenuhi produk impor.

“Dalam 5 tahun, produsen harus menggunaan 80% komponen produksi lokal. Program ini mendatangkan investasi US$3 miliar dari industry otomotif dan US$3,5 miliar dari sekitar 100 industri komponen baru,” ucap Hatta.

Dua pertanyaan terakhir DPD RI terkait dengan wacana mobil nasional, terkait perkembangan program ini. Terakhir, Presiden melalui menterinya diminta menjelaskan korelasi program LCGC dengan upaya penurunan emisi gas buang kendaraan.

Menurut Hatta, kini belum ada definisi baku soal mobil nasional. Tapi pemerintah mengutamakan mobil yang diproduksi di dalam negeri serta memiliki nilai tambah. Rerata lokalisasi komponen mobil buatan Indonesia sekarang baru 30% - 80%, serta 60%- 95% untuk sepeda motor.

“Saat ini rerata mobil mengonsumsi BBM 12 km per liter. Sedangkan LCGC 20 km per liter bahan bakar. Sehingga aka nada penghematan dalam konsumsi sekitar 66% per unit. Maka, gas buangnya pun jadi lebih kecil,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper