Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi pengereman anti lock brake system (ABS) mulai dikenal di Indonesia sejak era 1990-an. Kini, ABS hampir dipakai di semua segmen kendaraan bermotor roda empat bukan cuma kendaraan premium.
Pengemudi harus tahu betul prinsip kerja ABS agar sistem ini beroperasi maksimal. Tak jarang pengendara menginjak pedal rem lebih keras karena menganggap jarak pengereman ABS lebih dekat.
Belum lagi getaran yang terasa di pedal rem saat ABS berkerja kerap mengagetkan. Pengemudi jadi langsung mengangkat kaki dari pedal. Ini berbahaya karena rem bisa menjadi tak berfungsi sama sekali.
ABS adalah teknologi pengereman yang bekerja berdasarkan kemampuan traksi ban. Ketika terjadi pengereman mendadak maka sensor di roda mendeteksi sesaat dan ban mulai terkunci.
Secara otomatis komputer akan memerintahkan piston di kaliper rem melepaskan tekanan agar ban berputar. Sesaat setelah itu rem langsung bekerja kembali. Kejadian ini berlangsung dengan begitu cepat sehingga menimbulkan getaran pada pedal rem.
Pada dasarnya, ABS tak membuat jarak pengereman mobil Anda jadi lebih pendek. Sistem ini memposisikan mobil tetap terkendali saat terjadi pengereman keras karena ban masih mendapat traksi. Mekanisme ini memungkinkan pengemudi untuk mengarahkan kendaraannya ke posisi aman.
ABS sebetulnya tak dapat berkerja efektif ketika berjalan di atas tanah. Sebab, kerikil bakal membuat sensor ABS mendeteksi ban tak memperoleh traksi. Alhasil, piston di kaliper bakal melepas tekanan lebih cepat.