Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan produk mobil non-Jepang juga antara Juli hingga September 2013 mirip pelana kuda, naik-turun-naik.
Penjualan anjlok 12,43% dari 8.363 unit selama Juli menjadi 7.323 pada Agustus. Tapi kembali meningkat sekitar 22,37% menjadi 8.961 unit pada September.
Wakil Presiden Direktur PT Hyundai Indonesia Motor Mukiat Sutikno menerangkan di tengah peningkatan penjualan sebetulnya industri otomotif sedang mengalami ketidakpastian iklim bisnis. Ini terpengaruh kondisi moneter, seperti depresiasi rupiah terhadap dolar dan penaikkan suku bunga BI.
“Dengan penguatan dolar begini semua ATPM harus berhati-hati karena peningkatan penjualan belum tentu membawa untung.Belum lagi bunga kredit kendaraan naik karena suku bunga BI naik. ATPM jangan gegabah,” ucapnya kepada Bisnis, Rabu (3/10/2013).
Sementara itu, Head of Corporate Communication BMW Indonesia Jodie Otania mengaku tetap optimistis atas pertumbuhan penjualan. Ini terdorong masuknya pesanan baru dari pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 19 – 29 September 2013.
“Kalau dibandingkan Agustus penjualan kami pasti tumbuh. Tapi angkanya belum dapat kami sampaikan sekarang. September lebih baik karena ada IIMS,” tuturnya.
Para prinsipal otomotif non-Jepang khususnya dari Eropa cenderung percaya diri atas bisnis mereka. Sebab, umumnya mereka bermain pada segmen mobil premium yang menyasar konsumen kelas atas.