Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian menjanjikan sertifikasi mobil listrik, yang akan dipakai untuk KTT APEC di Bali, terbit pekan depan.
"Kami sedang proses sertifikatnya. Sekarang dikirim ke Kementerian Perhubungan untuk uji kelaikan. Pekan depan selesai, langsung saya tandatangan. Kasih tahu Pak Dahlan, ini akan selesai sebelum APEC," ucap Menteri Perindustrian M.S. Hidayat di Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Sejauh ini, keberadaan mobil listrik merek lokal belum diproduksi untuk kebutuhan komersial. Untuk itu, kendaraan asal Depok, Jawa Barat, buatan Dasep Ahmadi itu belum dikenai komponen pajak.
Menurut Hidayat, jika masyarakat menunjukkan minat kuat terhadap kehadiran mobil listrik barulah akan diproduksi secara komersial. Teknis pengerjaan produk ini ditangani Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kemenperin akan ambil bagian ketika produk ini siap diproduksi massal.
"Percobaannya dilakukan BPPT. Kalau sudah mau mass production barulah diurus Kementerian Perindustrian. Saya harus persiapkan sama seperti menyiapkan produksi massal kendaraan komersil lain," ujar Hidayat.
Untuk kebutuhan APEC ada dua tipe yang sedang dikerjakan, yaitu bus dan mobil serba guna (multi purpose vehicle/MPV) premium. Pengerjaannya ditargetkan kelar akhir September. Untuk tipe bus listrik akan dibuat sejumlah 8 unit berkapasitas hingga 17 penumpang dilengkapi gear box.
MPV bertenaga listrik akan tersedia sebanyak 10 unit, sedangkan bus listrik 20 unit. Kebutuhan baterai untuk proyek ini dipenuhi PT Nipress Tbk dengan nilai investasi Rp15 miliar dan kemampuan produksi 20 juta unit per hari.