Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri komponen ban nasional mengaku siap memasok kebutuhan komponen ban untuk mobil murah dan ramah lingkungan. Namun, melihat kemampuan pasar otomotif domestik saat ini, agaknya tak banyak peningkatan penyerapan produksi ban nasional berkat program low cost and green car (LCGC).
Tambahan penjualan ban ke dalam negeri sejalan dengan penerapan program tersebut diproyeksikan APBI sekitar 2% - 3%. Asosiasi berharap program tersebut dapat mendongkrak penyerapan produksi ban di dalam negeri. Pasalnya, mayoritas produksi yang ada kebanyakan dijual untuk pasar internasional daripada lokal.
"Semua tergantung domestic demand, kemampuan pasar domestik untuk menyerap produksi. Selama bisa diserap, berapapun yang dibutuhkan kami siap untuk memproduksi," tutur Ketua Umum APBI Azis Pane kepada Bisnis, Rabu (17/7/2013).
Pasalnya, dari 54 juta unit produksi ban nasional selama setahun yang diserap dalam negeri baru sekitar 11 juta. Artinya, sekitar 43 juta unit atau setara 79,6% dari total produksi yang diekspor.
"Sebetulnya kami siap untuk suplai seluruh kebutuhan dalam negeri. Keperluan ban untuk mobil murah sebetulnya sudah bisa kami buat. Selama ini dari 54 juta unit produksi setahun yang disuplai ke domestik paling hanya 11 juta," tutur Azis.
Para agen tunggal pemegang merek (ATPM) harus memenuhi ketentuan 80% komponen dalam negeri dalam memproduksi mobil murah ramah lingkungan. Karena itu, program LCGC sangat terkait dengan peranan pebisnis industri komponen otomotif nasional.
Program LCGC diharapkan mampu membendung laju pembelian komponen kendaraan dari luar negeri alias impor dan memacu investasi industri komponen di dalam negeri. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sejak 2012 hingga kuartal I 2014 mematok bakal masuk investasi komponen mencapai US$4,5 miliar.
Agar program LCGC berjalan efektif diperlukan peningkatan investasi industri pendukung komponen otomotif pula. Azis mengaku bahan baku produksi ban belum sepenuhnya bisa dipenuhi dari dalam negeri. Saat ini sekitar 12% bahan baku komponen ban kendaraan harus dipasok dari luar negeri.
APBI berharap pemerintah dapat mendorong lebih banyak investor swasta masuk ke industri pendukung komponen otomotif mengingat sektor ini relatif high capital. Pelaku usaha komponen sendiri sudah coba mengajak lebih banyak investasi di sektor industri pendukung namun sulit terealisasi tanpa dukungan pemerintah.
"Kami sendiri sudah coba ajak mereka masuk ke Indonesia tapi sulit. Karena kerap terhambat izin dalam melakukan investasi. Ada problem tumpang tindih perizinan," ucap Azis.
Sepanjang Januari - Maret 2013, penjualan ban untuk kendaraan roda empat sebesar 11,85 juta unit. Jumlah ini turun 5,2% dibandingkan realisasi pada periode yang sama di 2012 sebanyak 12,49 juta unit.
Selama kuartal I 2013, ban yang dipasok ke pabrik otomotif mencapai 1,43 juta unit jumlah ini tumuh 8,7%. Sementara penjualan ban mobil lantaran penggantian oleh konsumen sebanyak 3,2 juta unit atau menignkat 15,5%.